
Oleh: Ali Roo’in Mas’uul, AMR (Radiografer RS Islam Yogyakarta PDHI)
CT Scan (computed tomography scaner) adalah salah satu modalitas medis dalam bidang radiologi diagnostik yang diproses menggunaan komputer untuk memperoleh gambaran tiga-dimensional dari ribuan gambar x-ray (sinar roengent) dua-dimensional. CT Scan dapat menghasilkan gambar-gambar yang sangat akurat dari objek-objek di dalam tubuh seperti tulang, organ, dan pembuluh darah. Gambar-gambar ini sangat berguna dalam mendiagnosa berbagai penyakit yang dulu sulit dideteksi, seperti kanker, stroke, kelainan organ reproduktif, dan kelainan gastrointestinal atau saluran pencernaan. Citra yang dihasilkan CT Scan jauh lebih detail dibanding citra yang diperoleh x-ray biasa karena didukung dengan sistem komputasi yang dapat merekontruksi gambar.

Teknologi CT Scan (diffen.com)
Prinsip dasar CT scan mirip dengan perangkat radiografi (pesawat roengent konvensional) yang sudah lebih umum dikenal. Kedua perangkat ini sama-sama memanfaatkan intensitas radiasi terusan setelah melewati suatu obyek untuk membentuk citra/gambar. Perbedaan antara keduanya adalah pada teknik yang digunakan untuk memperoleh citra dan pada citra yang dihasilkan. Tidak seperti citra yang dihasilkan dari teknik radiografi, informasi citra yang ditampilkan oleh CT scan tidak overlap (tumpang tindih) sehingga dapat memperoleh citra yang dapat diamati tidak hanya pada bidang tegak lurus berkas sinar (seperti pada foto rontgen), citra CT scan dapat menampilkan informasi tampang lintang obyek yang diinspeksi. Oleh karena itu, citra ini dapat memberikan sebaran kerapatan struktur internal obyek sehingga citra yang dihasilkan oleh CT scan lebih mudah dianalisis daripada citra yang dihasilkan oleh teknik radiografi konvensional.
Pada pemeriksaan CT Scan pasien dibaringkan diatas suatu meja khusus yang secara perlahan – lahan dipindahkan ke dalam cincin CT Scan. Tabung sinar x berputar mengelilingi pasien pada saat proses scan dilakukan. Proses scanning ini tidak menimbulkan rasa sakit.
CT Scan juga memiliki beberapa kelebihan dibanding x-ray biasa yaitu citra yang diperoleh beresolusi lebih tinggi, sinar rontgen dalam CT Scan dapat difokuskan pada satu organ atau objek saja dengan media penangkap berkas sinar yaitu detektor, dan citra perolehan CT Scan menunjukkan posisi suatu objek relatif terhadap objek-objek di sekitarnya sehingga dokter dapat mengetahui posisi objek itu secara tepat dan akurat.
Kelebihan-kelebihan tersebut telah membuat CT Scan menjadi proses radiografis medis yang paling sering direkomendasikan oleh dokter dalam banyak kasus, dan untuk beberapa tindakan imaging diagnostik pemeriksaan CT Scan telah menggantikan proses pencitraan dari pesawat konvensional karena dapat memvisualisasikan organ tubuh yang tidak dapat divisualisasikan oleh pesawat konvensional.

CT Scan (diffen.com)
Selain itu kelebihan CT Scan saat ini dapat digunakan untuk memeriksa dari organ kepala hingga anggota gerak sesuai dengan diagnosa. Seperti pesawat CT Scan Rumah Sakit Islam Yogyakarta PDHI yang Insya Allah tahun ini akan mulai dioperasionalkan dan dapat digunakan untuk melakukan beberapa pemeriksaan yaitu 1. CT Scan Kepala (kontras dan non kontras), 2. CT Scan Orbita (mata), 3.CT Scan Nasopharinx, 4.CT Scan Vertebrae (tulang belakang), 5.CT Scan Thorax (dada), 6.CT Scan Abdomen (komtras dan non kontras), 7.CT Scan Extermitas superior dan Inferior ( anggota gerak atas dan bawah) serta beberapa teknik CT Scan khusus sesuai dengan permintaan dan diagnosa dokter.
Adanya alat ini diharapkan dapat menambah pelayanan prima Rumah Sakit Islam Yogyakarta PDHI serta kepuasan pasien atas kelengkapan pelayanan yang disediakan. Hal ini bertujuan agar setiap pasien yang menjalani pengobatan di rumah sakit ini dapat ditangani dengan baik sesuai prosedur dan atas ijin Allah dapat pulang dengan keadaan sembuh. Kita sendiri tahu, bahwa segala macam penyakit dan juga kesembuhan itu adalah ujian dari Allah SWT. Pihak RS Islam Yogyakarta PDHI serta seluruh tenaga medis maupun non medis hanyalah perantara yang berusaha bekerja secara optimal. Tentunya, demi mencapai kesembuhan pasien yang tak lepas datangnya dari pertolongan Allah SWT.