
Sejak pagi (11/6) Masjid Multazam RS Islam Yogyakarta PDHI telah dipenuhi puluhan karyawan maupun pengunjung yang hendak mengikuti pengajian. Peserta pengajian pun tampak khidmat menyimak penjelasan pemateri, yakni Ustadz Wuntat. Suasana bertambah semarak ketika Ustadz Wuntat membawakan materi dengan diselingi candaan.
Dalam pengajian tersebut, beliau menyampaikan dan memberikan renungan tentang apa yang telah kita siapkan masing-masing untuk menyambut kematian yang pasti suatu saat akan menjemput kita dari dunia yang fana ini. Untuk bekal di kehidupan selanjutnya, beliau menjelaskan bahwa pengendalian hati nurani dalam kehidupan sangat penting.
“Sebab, hati (qolbu) adalah presiden. Sementara pikiran, kaki, tangan hanya menteri yang juga akan mengikuti hati,” ujar Ustadz Wuntat. Jika baik hati seseorang, lanjutnya, maka baiklah seluruhnya. Untuk itu, hati harus benar-benar terhindar dari berbagai macam akhlaq madzmumah (akhlaq buruk) seperti suudzon (prasangka negatif), riya (pamer), ujub, sombong, takabur, hasad (iri), dendam, suka mengumpat dan mencaci serta gila terhadap dunia.
Jika tidak dikendalikan, maka perlahan hati akan tertutup dengan kegelapan. Jika telah demikian, maka akan sulit bagi kita untuk melakukan berbagai jenis kebaikan dan menjadi seseorang yang lebih bertaqwa di sisi Allah. “Untuk itu, momen Ramadhan ini kita harus menjernihkan hati kita. Hilangkan perlahan akhlak madzmumah dan semoga jiwa kita bisa bersih seperti bayi yang baru lahir,” terang Ustadz Wuntat.
Dalam kesempatan itu, Panitia Ramadhan RS Islam Yogyakarta PDHI juga mendatangkan Syeikh Fadi Farah Saleem, Aktivis Kemanusiaan Al-Quds Palestina. Syeikh Fadi menyampaikan mengenai keadaan terkini di Palestina yang masih memprihatinkan. Selain bangunan yang luluh lantak oleh serangan Israel, masyarakat Palestina juga kesusahan mengakses berbagai layanan dan hak hidup seperti kesehatan, keamanan dan pendidikan.
Beliau dengan ditemani Bapak Ahmad Tirmidzi dari Komite Nasional Rakyat Palestina (KNRP) menyampaikan ucapan terimakasih kepada seluruh masyarakat Indonesia yang peduli dengan warga Palestina. Melalui Komite Nasional Rakyat Palestina (KNRP), beliau memohon uluran tangan kita sebagai sesama muslim untuk dapat meringankan beban para rakyat Palestina. “Sebab, sesungguhnya sesama muslim itu bersaudara. Saat satu terasa sakit, maka muslim lain akan merasakan hal yang sama ibarat sebuah tubuh. Saat satu anggota tubuh sakit, anggota tubuh yang lain akan merasakan sakit,” papar Syeikh Fadi dengan diterjemahkan oleh Bapak Ahmad Tirmidzi.
Ustadz Wuntat sedang menyampaikan materi.
Syeikh Fadi bersama Bapak Ahmad Tirmidzi dan Ustadz Haris Jaya dari RS Islam Yogyakarta PDHI.