
Oleh : dr. Mei Neni S., Sp. A (K)., Ph. D. (Dokter Spesialis Anak RS Islam Yogyakarta PDHI)
Demam pada anak merupakan kondisi paling sering dikeluhkan oleh orang tua. Demam adalah peningkatan suhu tubuh melebihi normal. Seorang anak dikatakan demam bila suhu ketiak melebihi 37,2 derajat C; suhu mulut melebihi 37,5 derajat C dan suhu dubur melebihi 38 derajat C. Mengukur suhu dengan menggunakan perabaan tangan pada dahi, pipi, atau perut anak bukanlah cara yang akurat untuk mengukur demam, karena bersifat subjektif. Sebaiknya mengukur peningkatan suhu pada anak menggunakan termometer. Oleh karena itu setiap rumah harus tersedia termometer bisa yang digital maupun air raksa.
Demam bukan merupakan suatu penyakit, tetapi suatu tanda atau gejala yang merupakan respon alamiah tubuh terhadap adanya gangguan. Suhu tubuh diatur oleh bagian di otak yang akan mempertahankan suhu tubuh normal meskipun suhu lingkungan berubah-ubah. Demam pada anak bisa disebabkan oleh beberapa kondisi yaitu infeksi, setelah imunisasi (terutama imunisasi DPT), kekurangan minum (dehidrasi) dan penyebab lainnya. Infeksi merupakan penyebab demam yang paling sering, bisa berupa infeksi virus (misalnya influenza, demam berdarah, diare rotavirus), infeksi bakteri (misalnya radang paru-paru, tifus, infeksi saluran kemih) maupun parasit (misalnya malaria). Sebetulnya peningkatan suhu tubuh merupakan cara tubuh untuk melawan kuman yang menyebabkan infeksi dengan cara membuat tubuh sebagai tempat yang tidak nyaman bagi kuman tersebut untuk berkembang biak.

Setiap rumah harus mempunyai termometer untuk berjaga saat anak demam. (bundanet.com)
Apa yang harus dilakukan bila putra –putri menderita demam?
Tidak semua anak yang demam harus minum obat penurun panas. Bila anak tetap mau makan, minum, dan bermain seperti biasa, kemungkinan dia tidak membutuhkan obat penurun panas. Karena demam sendiri merupakan respon tubuh untuk melawan berkembangnya penyakit. Obat penurun panas diberikan bila demam lebih dari 38 derajat C, atau anak rewel, maupun anak merasa tidak nyaman atau pusing-sakit kepala. Pada anak yang mempunyai riwayat kejang demam (step) obat penurun panas harus diberikan pada suhu yang lebih rendah, misalnya 37,5 derajat C.
Ada beberapa obat penurun panas yaitu paracetamol (acetaminofen misalnya pamol, otopan, sanmol dll), ibuprofen dan aspirin. Paracetamol merupakan obat penurun panas yang paling direkomendasikan karena efektif dan jarang menyebabkan efek samping. Aspirin tidak direkomendasikan pada anak karena lebih sering menyebabkan efek samping misalnya nyeri perut, perdarahan saluran pencernaan maupun sindroma Reye.
Parasetamol dapat diberikan setiap 4 sampai 6 jam sesuai kebutuhan (bila anak demam). Bila suhu tetap tinggi meskipun parasetamol telah diberikan dan anak berumur lebih dari 6 bulan, parasetamol diganti dengan Ibuprofen yang dapat diberikan setiap 6-8 jam. Dosis yang diberikan sesuai dengan BB.
Parasetamol diberikan 10-15 mg/kilogram berat badan anak setiap kali pemberian, maksimal 60 mg/kilogram berat badan/hari. Sedangkan Ibuprofen: 5-10 mg/kilogram berat badan anak setiap kali pemberian, maksimal 40 mg/kilogram berat badan/hari. Paracetamol tersedia dalam bentuk drop (tetes), sirup, tablet dan supositoria (dimasukan lewat anus untuk anak yang demam tinggi, kejang atau muntah).
Tidak semua anak yang menderita demam harus mendapat antibiotik, karena sebagian besar infeksi pada anak disebabkan olehvirus yang akan sembuh sendiri dalam 2-7 hari asal daya tahan anak baik. Pemberian antibiotik yang tidak tepat selain meningkatkan biaya obat akan meningkatkan risiko bakteri kebal terhadap antibiotika tersebut.

Mengatasi anak saat demam. (blogspot.com)
Hal yang perlu dilakukan pada saat anak mengalami demam:
- Perbanyak ASI atau beri minum lebih sering/ banyak dari pada biasanya, karena selama demam kebutuhan cairan meningkat. Beri minuman yang disukai oleh anak, misalnya susu, juice, bahkan kalau terpaksa air putih. Berkurangnya minum akan menyebabkan kekurangan cairan (dehidrasi) yang ditandai dengan anak rewel, mata cowong atau berkurangnya kencing dan urin berwarna lebih pekat. Beri makan yang lebih halus karena akan lebih mudah dicerna dan diserap.
- Kompres dengan menggunakan air hangat pada dahi, leher, ketiak, dan dada. Jangan mengompres dengan menggunakan air dingin maupun alkohol. Air dingin akan menyebabkan kulit vasokontriksi (mengkerut) sehingga mengurangi pengeluaran panas dan menyebabkan anak menggigil yang akan mempertinggi suhu tubuh. Sedangkan kompres alkohol akan menyebabkan dihirup dan diserabnya alkohol yang akan memperburuk kondisi anak (keracunan alkhol). Selama demam anak dimandikan dengan menggunakan lap basah yang merupakan salah satu cara yang baik untuk menurunkan demam dan menyebabkan anak lebih nyaman.
- Jangan menyelimuti badan anak dengan selimut tebal karena akan menghambat pengeluaran demam. Gunakan selimut tipis dan pakaikan baju yang tipis.
- Istirahat yang cukup
Anak harus segera dibawa ke dokter bila pada bayi dibawah 3 bulan mengalami demam >38 derajat C, dan pada bayi lebih dari 3 bulan dg suhu >38,9 derajat C, atau anak mengalami tanda bahaya misalnya kejang, tidak sadar, gelisah/ rewel sekali, menangis terus menerus, tidak bisa minum, tampak lemes-tidur terus, muntah-muntah, nyeri perut hebat dan sesak nafas. Selain itu bila anak sudah mengalami demam lebih dari 2 hari sebaiknya diperiksa ke dokter meskipun belum menunjukan tanda bahaya seperti diatas.
Kejang pada anak merupakan kegawat daruratan yang harus segera diatasi, karena dapat mengancam nyawa atau bisa merusak sel saraf (yang akan menyebabkan gangguan perkembangan atau kepandaian). Selama kejang anak tidak boleh diberi minum-obat lewat mulut karena akan menyebabkan tersedak. Usahakan bersihkan mulut dari muntahan. Usahakan jalan nafas terbuka. Jangan diberi benda keras (misalkan sendok) pada mulut karena bisa menyebakan trauma gigi. Kejang demam bisa merupakan tanda infeksi otak atau kejang demam sederhana (step).