Pemanfaatan Radiasi Dalam Bidang Medis

Pemanfaatan Radiasi Dalam Bidang Medis

Oleh : Ali Roo’in Mas’uul, S.Si. (Koordinator Unit Radiologi  RS Islam Yogyakarta PDHI)

Kata radiasi digunakan hingga sekitar tahun 1900 untuk mendeskripsikan gelombang elektromagnetik. Ungkapan radiasi itu sendiri tak lain adalah transfer energi tanpa menggunakan medium. Seiring waktu, di mana elektron , sinar-x (x-ray), dan radioaktivitas alam ditemukan, kesemua itu juga dikelompokkan sebagai radiasi. Radiasi lain yang ditemukan berikutnya menunjukkan karakteristik partikel, berbeda dengan gelombang elektromagnet yang merupakan gelombang. Salah satu pengelompokkan terhadap berbagai jenis radiasi adalah pengelompokkan ke dalam radiasi pengion dan non pengion. Yang dimaksud ungkapan pengion adalah kemampuan radiasi untuk mengionisasi atau menjadikan bermuatan ketika radiasi tersebut melewati materi, Jenis radiasi inilah yang sering ditakutkan masyarakat mengingat adanya efek biologi sepeti kanker, leukimia bahkan penyakit keturunan bila jenis radiasi ini berinteraksi dengan materi biologi yang penggunaanya tidak sesuai prosedur.

Namun di sisi lain, radiasi sebagai salah satu penemuan hebat manusia di bidang ilmu pengetahuan,selain memiliki efek biologi ternyata juga menyimpan potensi dan manfaat yang sangat luar biasa. Salah satu manfaat radiasi digunakan di bidang medis. Salah satu contoh pemanfaatan radiasi di bidang medis digunakan di instalasi radiologi untuk pemeriksaan roentgen. Tentu banyak yang sudah mengetahui tentang roentgen.  Gambar roentgen yang digunakan untuk mendeteksi penyakit dihasilkan dari sumber utama berupa sinar-X atau biasa disebut sinar roentgent. Sinar-X ini merupakan salah satu radiasi buatan. Artinya, manusia mampu membuat sinar-X dengan menggunakan alat khusus berupa mesin pembangkit sinar-X atau sering di sebut dengan pesawat rontgen.

Pesawat roentgen inilah yang memproduksi sinar-X untuk digunakan dalam pemeriksaan radiologi.  Salah satu sifat sinar-X adalah memiliki energi besar dan mampu menembus objek-objek tertentu. Sinar-X yang dikeluarkan oleh mesin diarahkan oleh petugas roentgen (radiografer) pada daerah tubuh pasien yang akan diperiksa. Radiografer melakukan teknik posisi untuk memproyeksikan organ tubuh yang akan diperiksa, serta mengatur jumlah sinar-X yang akan dikeluarkan, semakin besar, tebal objek tubuh pasien, maka semakin kuat serta banyak sinar-X yang dibutuhkan.

Sinar x yang melewati organ akan mengalami atenuasi (pelemahan) sesuai nomor atom atau kepadatan organ yang dilalui, kerena perbedaan pola atenuasi tersebut maka terjadilah pola gambar yang ditangkap oleh film roengent. Pelemahan sinar yang melewati organ juga mempengaruhi besarnya dosis yang diterima pasien karena melemahnya sinar-X dipengaruhi oleh kemampuan penyerapan organ, banyaknya organ menyerap sinar-X berbanding lurus dengan banyaknya dosis radiasi yang diterima.

Dosis Radiasi

            Lalu bagaimana dengan dosis dari pancaran radiasi sinar-X yang terkena pasien? Pertanyaan ini sering muncul karena kekawatiran kita saat dilakukan pemeriksaan roentgen. Ternyata radiasi pada pemeriksaan roentgen konvensional  dosis yang dikeluarkan rendah rata-rata kisaran 0.4 mSv (mili Sievert = dosis paparan radiasi). Sebagai pembanding radiasi yang berpotensi memberikan efek nyata pada tubuh manusia seperti berkurangnya sel darah merah dimulai dari dosis 500 mSv. Sehingga berdasarkan nilai tersebut, ambang batas untuk menghasilkan efek biologi radiasi yang dikhawatirkan masyarakat luas masih sangat jauh.

            Namun walau dosis radiasi yang diberikan pada pemeriksaan rontgen sangat rendah tidak menyurutkan sikap hati-hati dan teliti petugas radiografer dalam melakukan pemeriksaan terutama dalam menjaga keselamatan pasien. Demikian juga dengan dokter yang memberikan instruksi pemeriksaan rontgen, sudah mempertimbangkan pilihan perlunya dilakukan pemeriksaan roentgen pada pasiennya untuk memperjelas keluhan sakit yang diderita.

            Selain itu, negara kita juga memiliki badan pengawas tenaga atom dan nuklir (Bapeten) yang bertugas mengawasi setiap penggunaan radiasi, termasuk di bidang medis. Secara berkala petugas khusus akan datang dan menginspeksi alat rontgen untuk diukur paparan radiasinya. Jika output radiasinya sudah melebihi batas ambang normal, petugas ini akan menonaktifkan alat rontgen, sehingga kita tidak perlu khawatir dan takut jika melakukan pemeriksaan rontgen karena pengawasan penggunaan radiasi di bidang medis sangat ketat.

            Pengawasan yang ketat pada penggunaan radiasi di bidang medis diharapkan memberikan rasa aman bagi petugas medis, pasien dan masyarakat sekitar.  Selama kita menggunakan radiasi medis secara benar dan tepat Insya Allah keamanan dan kenyamanan penggunaan radiasi tetap terjaga, sehingga penggunaan radiasi medis lebih banyak mendatangkan manfaat ketimbang mudaratnya.

TIPS AMAN UNTUK MASYARAKAT

  1. Jangan masuk ke ruang rontgen selain pasien dan petugas kecuali memang dibutuhkan untuk membantu pemeriksaan.
  2. Mintalah baju pelindung radiasi (apron) kepada petugas dan minta bantuan untuk memakaikannya jika terpaksa Anda sebagai keluarga pasien harus masuk ke dalam ruangan pemeriksaan untuk membantu petugas memegang pasien, terutama pasien anak kecil atau bayi. Selain itu, kehadiran orang tua di sisi anak selama pemeriksaan cenderung membuat anak merasa aman dan nyaman sehingga membantu kelancaran pemeriksaan rontgen.
  3. Beritahukan kepada petugas bila anda sedang hamil.

Semoga bermanfaat.

0 Komentar