Pengajian Rutin Karyawan, Muharram Adalah Bulan yang Dimuliakan

Pengajian Rutin Karyawan, Muharram Adalah Bulan yang Dimuliakan

Sabtu (15/10), sejak pagi seluruh karyawan RS Islam Yogyakarta PDHI telah berkumpul di Masjid Multazam. Mereka hendak mengikuti pengajian rutin karyawan yang diselenggarakan oleh Unit Binrohis RS Islam Yogyakarta PDHI. Sebelum memulai pengajian, dipimpin oleh Bapak Karnadi, A.Md, jamaah pengajian melakukan tilawatil Qur’an secara berjamaah.

Usai membaca Al-Qur’an, pengajian pun dimulai. Pada kesempatan itu, Ust. Siswo Bowo Laksono membawakan tema tentang keutamaan bulan Muharram dan bulan-bulan haram ditinjau dari sudut pandang agama Islam. Menurutnya, penentuan waktu tidak akan bisa dilakukan tanpa kehendak Allah.

Sebab, Allah menciptakan alam serta benda-benrda langit yang selalu beredar secara tetap. Dengan terciptanya tata surya itulah, manusia mampu menghitung perjalanan waktu. Ini, katanya, adalah ketentuan Allah mengenai waktu ( QS. At-Taubah 36). Dalam setahun, telah ditentukan terdapat 12 bulan. Tahun pun bisa dihitung berdasarkan peredaran bulan (Qomariyah) maupun peredaran matahari (Syamsiyah). Manusia pun dapat menciptakan berbagai penanda jalannya waktu, misalnya dengan pembuatan kalender,  jam hingga jadwal sholat.

Selain menjelaskan tentang waktu, Ustadz Siswo juga menjelaskan tentang bulan-bulan haram dalam Islam. Ada empat bulan yang haram dalam pandangan Islam, yakni Bulan Dzulkaidah, Dzulhijjah, Muharram dan Rajab. Disebut bulan haram, yang dimaksudkan adalah bulan-bulan tersebut haram dari perbuatan maksiat dan melakukan kedzaliman pada diri sendiri. “Bulan haram adalah bulan dimana saat melakukan pelanggaran agama itu siksanya lebih besar dibandingkan bulan-bulan lainnya,” ujarnya. “Bahkan, pada bulan-bulan haram ini, jika ada perang sekalipun maka seharusnya perangpun dihentikan. Begitu pula hukuman/qishas,” lanjut Ustadz Siswo.

Ustadz Siswo mengatakan bahwa bulan haram adalah bulan yang dimuliakan. Apalagi pada tanggal 10 Muharram yang adalah tanggal yang istimewa. Bahkan, bukan hanya bagi muslim. Orang Yahudi memperingati 10 Muharram karena pada tanggal itu kaum Yahudi memperingati selamatnya kaum Yahudi dari kejaran Fir’aun dan tentaranya dengan Allah menyelamatkan kaum Yahudi dengan menenggelamkan Fir’aun. Sementara Kaum Nasrani juga memperingati diangkatnya Nabi Isa AS ke langit oleh Allah saat hendak disalib. Merekapun berpuasa untuk memperingati hari tersebut.

Bagi umat Islam, Bulan Muharram pun disunnahkan untuk berpuasa yakni pada 10 Muharram. Berdasar penjelasan Ustadz Siswo, sesuai hadits, selain puasa 10 Muharram, Rasulullah pun mengajak para sahabatnya berpuasa pada hari ke sembilan untuk membedakan muslim dengan Yahudi atau Nasrani.

Untuk itu, tidak diperbolehkan mempercayai bahwa bulan Muharram justru dinilai sebagai bulan yang membawa kesialan, tidak baik atau keburukan lainnya. Misalnya saja, ungkapnya, tentang kepercayaan bahwa menikah bulan Muharram akan membawa kesialan bagi rumah tangga. Seharusnya, justru menikah di bulan ini dapat menjadi senjata bagi seorang muslim untuk membuktikan bahwa semuanya akan baik-baik saja dan tidak mendapat kesialan meski menikah di Bulan Muharram.

Kepercayaan semacam itu, lanjut Ustadz Siswo, dikategorikan sebagai kemusyrikan/syirik. “Apalagi jika perbuatan syirik ini dilakukan di bulan haram siksanya sangat berat,” katanya. Misalnya saja tradisi syirik di bulan Muharam seperti mencuci senjata (keris dsb) atau mencari berkah dari menebar bunga di laut.  Beliau menyebutkan, syirik besar (menyekutukan Allah) termasuk dosa besar yang bisa membuat pelakunya kekal di neraka. Hal ini tercantum dalam QS. At-Taubah 84.

Bukan hanya itu, beliau mengatakan bahwa dosa syirik selain tidak diampuni juga akan menghapuskan seluruh amalan lainnya. Ini disebutkan dalam beberapa surat di Al-Qur’an yakni QS. Zumar ayat 65, QS. Furqon ayat 23 dan Al-An’am ayat 28. Untuk itu, tidak diperbolehkan bagi seorang muslim mengkultuskan sesuatu dan berhati-hati terhadap tradisi syirik yang seringkali dijumpai di masyarakat.

Jamaah pengajian pun bersemangat dan antusias menyimak penjelasan beliau. Sesi tanya jawab pun berjalan dengan lancar. Ustadz Siswo menyampaikan materi diselingi dengan humor sehingga membuat suasana pengajian semakin semarak.

sam_4168

sam_4170

sam_4174

0 Komentar