Kesiapan Tanggap Bencana, Simulasi Tanggap Bencana Diselenggarakan

Kesiapan Tanggap Bencana, Simulasi Tanggap Bencana Diselenggarakan

Mendadak alarm dan sirine terjadinya sebuah bencana dinyalakan pada Senin (7/11). Namun, ini bukan pertanda adanya bahaya atau bencana. Suara sirine tersebut berbunyi karena sedang digunakan untuk simulasi tanggap bencana yang diselenggarakan oleh Tim Hospital Disaster Plan (HDP) beserta seluruh karyawan yang terlibat dalam acara tersebut.

Berdasar skenario, bencana gempa tengah terjadi. Gempa tersebut berkekuatan 4,9 Skala Richter yang cukup membuat beberapa sudut bangunan rubuh dan membuat korban berjatuhan. Korban pun langsung dilarikan ke titik kumpul yang sudah aman dari berbagai gangguan dan bencana lain. Ada 4 titik simulasi yang menjadi lokasi simulasi tanggap bencana. Lokasi tersebut antara lain di ICU, UGD, Halimah, Poliklinik Induk dan garasi ambulans.

Bukan hanya itu, sesuai skenario simulasi, bencana gempa bumi tersebut menimbulkan bencana sampingan yakni kebakaran di gedung induk berdekatan dengan gudang. Sesuai lokasi dan rencana, pemadaman kebakaran dilakukan oleh Tim Code Red Bangsal Madinah dan Halimah. Seluruh peserta pun melakukan aksinya dalam simulasi tanggap bencana tersebut. Petugas yang ditunjuk pun mengenakan helm dengan warna masing-masing, sesuai dengan tugasnya.

Helm merah untuk digunakan oleh koordinator evakuasi kebakaran dan helm biru digunakan untuk koordinator evakuasi pasien. Sedangkan helm putih, digunakan untuk koordinator evakuasi alat medis dan helm kuning digunakan untuk koordinator evakuasi dokumen.

Direktur RS Islam Yogyakarta PDHI, dr. Widodo Wirawan, M.P.H., mengatakan simulasi tanggap  bencana tersebut sudah semestinya dilakukan. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kesiapsiagaan seluruh elemen rumah sakit jika sewaktu-waktu terjadi bencana. Apalagi, bencana memang tidak pernah bisa diprediksi dan bisa terjadi kapanpun. “Jika sudah terbiasa, maka seluruh karyawan juga akan dapat mengendalikan kepanikan,” ujar dr. Widodo. Meskipun, lanjutnya, rasa panik meski akan tetap ada. Namun, kuncinya adalah bagaimana mengendalikan kepanikan tersebut.

Bukan hanya itu, beliau berharap, setelah pembentukan Tim HDP RS Islam Yogyakarta PDHI, siapapun yang bertanggungjawab atas tugas yang diberikan bisa melaksanakan dengan baik dan maksimal. “Kami juga berharap saat terjadi bencana, setelah keamanan internal dapat teratasi dengan baik, RS Islam Yogyakarta PDHI juga bisa memberikan edukasi tanggap bencana bagi masyarakat sekitar,” lanjutnya. Selanjutnya, tentu RS Islam Yogyakarta PDHI akan turut serta memberikan pelayanan kesehatan semaksimal mungkin kendati dalam situasi bencana/darurat sekalipun.

dsc_0957

Peragaan tindakan sigap saat terjadi bencana yang menimbulkan banyak korban.

sam_4548

Bencana bisa saja menimbulkan bencana lain, harus tetap sigap dan atasi bencana baru yang muncul.

whatsapp-image-2016-11-07-at-10-13-53

Tetap sigap, cepat dan kendalikan rasa panik adalah kunci utama atasi bencana.

dsc06410

Gunakan helm sesuai dengan pembagian tugas dan tanggungjawab saat terjadi situasi darurat.

dsc_0939

Harus sigap menangani korban.

0 Komentar