
Sejak pagi, Sabtu (18/3), seluruh karyawan RS Islam Yogyakarta PDHI telah duduk dalam shaf yang rapi di Masjid Multazam. Lantunan ayat suci Al-Qur’an pun dibaca berjamaah, membuka majelis. Pada pengajian kali itu, Ustadz Siswo Bowo Laksono berkesempatan mengisi pengajian rutin karyawan.
Ustadz Siswo menyampaikan tentang hakikat manusia ataupun makhluk yang diciptakan Allah secara berpasang-pasangan dan bagaimana agar tercipta pasangan yang sakinah mawaddah wa rahmah. “Penciptaan secara berpasangan ini agar saling menentramkan. Ini sebagai salah satu tanda kekuasaan Allah, sebagaimana dalam QS. Ar- Rum ayat 21,” ujar Ustadz Siswo. Sebab, yang demikian ini, kata Ustadz Siswo, adalah fitrah dari Allah SWT.
Bagaimanapun, penciptaan secara berpasangan, khususnya bagi manusia akan membuat kehidupan seorang manusia menjadi jauh lebih tentram. “Bahkan, hasil survei menunjukkan, penghuni Rumah Sakit Jiwa (RSJ) itu setelah didata berdasarkan berpasangan atau tidak, perbandingannya 4 : 1,” kata beliau. Itu menunjukkan, orang yang belum berpasangan, lebih rentan terkena stres dibandingkan dengan yang sudah berpasangan.
Menikah, lanjutnya, meskipun menambah banyak masalah, sebab semakin banyak yang dipikirkan seseorang, namun tetap saja akan membuat hidup lebih tentram. Hidupnya jauh lebih indah dan bahagia serta penuh cinta. Bahkan, kata beliau, Imam Ghazali mengatakan, cinta bahkan bisa membuat 2/3 akal manusia hilang dan berbuat tidak rasional (irasional).
Apalagi, jika pasangan yang menikah dan dimulai dari tahapan kehidupan yang rendah (nol) sampai mencapai kesuksesan secara bersama-sama. Pasangan yang demikian akan jauh lebih bahagia dibandingkan dengan pasangan yang sedari awal sudah mapan keduanya. “Sebab, keduanya akan saling berjuang bersama, saling menerima dan mensyukuri apa yang telah dimiliki,” lanjut Ustadz Siswo.
Namun, ada hal yang perlu diingat bagi pasangan, yakni menyamakan visi dan misi. “Visi dan misi suami istri harus selaras agar semakin harmonis hubungannya di dunia maupun di akhirat,” ujar beliau. Hal terpenting lainnya, adalah saling mendoakan agar dapat menjadi pasangan lagi kelak di surga.
Berkeluarga, kata Ustadz Siswo, bukan hanya sakinah mawaddah wa rahmah yang dibutuhkan. Namun, berkeluarga juga harus barokah. “Syaratnya ada dua, yakni beriman dan melakukan amal-amal sholeh/baik sebagaimana Q.S Ar-Ra’du 29,” terang beliau. Jadi, jika mendoakan pasangan pengantin baru, selain samawa (sakinah mawaddah warahmah) juga harus didoakan agar pernikahannya barokah.
Kebahagiaan juga hak semua orang, semua orang bisa berbahagia. Bukan karena kekayaan atau ketampanan/kecantikan. Namun, terletak pada prestasi rohani, banyaknya iman dan amal sholeh. Sebab, tak jarang ketampanan/kecantikan akan menjadi ujian bagi pemiliknya sendiri. Bahkan, tolak ukur kebahagiaan juga bisa jadi lebih tinggi. Sehingga, sangat sulit untuk bersyukur. Padahal, kebahagiaan tidak terletak pada harta/ketampanan.
“Salah besar jika kebahagiaan diletakkan pada harta atau ketampanan namun prestasi rohani. Inilah keadilan Allah SWT, kebahagiaan itu bisa didapatkan oleh semua orang baik tampan/jelek, kaya ataupun miskin,” kata beliau. Untuk itu, agar saling membahagiakan, maka hendaknya pasangan suami istri saling mendoakan dan beribadah bersama dengan visi misi yang sama agar bersama-sama menuju jannah-Nya.