
Sejak pukul 07.00 WIB, seluruh karyawan RS IslamYogyakarta PDHI telah berkumpul di halaman (8/5). Seperti biasa mereka mengikuti kegiatan rutin setiap pekan, yakni apel Senin. Pada kesempatan kali ini, ada beberapa rangkaian acara dalam apel Senin selain adanya pengarahan pada karyawan, pengumuman lomba kebersihan ruangan dalam peringatan Global Hand Hygiene Days serta pelepasan kontingen Lomba Tari Cuci Tangan.
Tim yang terdiri dari delapan orang tersebut akan bertanding dalam Jogja PERSI Expo 2017, bertempat di Hotel Alana Yogyakarta. Acara tersebut diselenggarakan oleh Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI). Kontingen perwakilan RS Islam Yogyakarta PDHI tersebut langsung dilepas oleh Direktur RSIY PDHI, dr. Widodo Wirawan, M.P.H saat apel. Beliau berpesan bahwa yang terpenting adalah keterwakilan RSIY PDHI dalam berbagai acara eksternal. Sebab, keterwakilan RSIY PDHI di berbagai ajang penting sebagai salah bagian dari promosi.
“Semoga RSIY PDHI terus aktif dalam berbagai kegiatan baik nasional ataupun internasional. Ini merupakan salah satu cara untuk go public. Semoga kontingen juga mendapatkan kemenangan dari Allah,” ujar dr Widodo lalu dilanjutkan dengan doa bersama.
Pada kesempatan itu, dalam apel juga diumumkan tentang unit yang mendapatkan juara dalam lomba kebersihan dan kerapian ruangan dalam rangka Global Hand Hygiene. Pengumuman disampaikan oleh Ibu Tri Kuswarini, A.Md yang menerangkan bahwa ada 17 kriteria penilaian. Mulai dari kebersihan, kerapian hingga penataan ruangan. Juara pertama didapatkan oleh Unit Radiologi. Ibu Rini mengharapkan adanya banyak masukan dan saran tentang pelaksanaan lomba. Apalagi, lomba kebersihan ruangan tersebut baru perdana dilaksanakan. Beliau juga berharap, lomba tersebut bisa memotivasi setiap karyawan untuk saling bekerjasama agar ruangan kerja terjaga tetap bersih.
Sementara itu, arahan disampaikan oleh Kepala Ruang Bangsal Madinah Ibu Nova Kusumawardani, A.Md. Beliau menyampaikan tentang pentingnya mengasah kemampuan dalam bekerja. Contohnya, kata beliau, sebagaimana penebang kayu yang semakin hari justru semakin tidak produktif. Ternyata, kapak yang digunakan untuk bekerja lupa diasah dikarenakan sibuk bekerja serta mengerjakan rutinitas yang ada. “Untuk kita, kapak kita adalah skill atau kemampuan kita dalam bekerja. Misalnya ilmu dan praktik yang harus terus kita update dan kembangkan,” tambahnya.
Tanpa adanya update dan mengasah kemampuan yang ada, pekerjaan yang kita lakukan akan sekadar menjadi rutinitas yang membosankan. Bahkan, pekerjaan menjadi tidak produktif. Untuk itu, tugas kita sebagai karyawan RS Islam Yogyakarta PDHI adalah senantiasa mengasah kemampuan untuk bersama mengembangkan rumah sakit.