Ust. Suyanto: “Menjadi Makcomblang Itu Perintah al-Qur’an”

Ust. Suyanto: “Menjadi Makcomblang Itu Perintah al-Qur’an”

Islam sangat memperhatikan orang-orang yang masih hidup sendiri atau menjomblo. Dalam al-Qur’an Surat An-Nur: 32 ditegaskan “Dan kawinkanlah orang-orang yang sendirian di antara kamu…”. Kata “angkihu(kawinkanlah) dalam ayat tersebut adalah fi’il perintah. Perintah adalah sebuah kewajiban sebagaimana ayat-ayat perintah untuk shalat, puasa dan lainnya.

Ust. Suyanto menjelaskan itu dalam acara pengajian karyawan, Senin (4/9) di gedung pertemuan RSIY PDHI. Menurutnya, menjadi makcomblang itu wajib kifayah, yaitu berupa kewajiban memikirkan saudara-saudaranya untuk segera menikah. “Jadi menjadi makcomblang itu perintah al-Qur’an. Inilah kewajiban yang belum benar-benar bisa saya tunaikan,” katanya.

Karyawati RSIY PDHI sedang asyik mendengarkan cermah lucu ustd. Kirun.

Karena itu, Ust yang biasa dikenal dengan ustad kirun karena kelucuannya ini pun mengajak karyawan-karyawati rumah sakit yang belum menikah untuk seger menikah. Beliau kemudian menjelaskan etika sikap seorang perempuan mengenai pernikahan. Menurutnya, seorang perempuan itu sebaiknya acuh tapi butuh atau pura-pura cuek tapi sebenarnya membutuhkan.

“Putri itu berhak untuk memilih, bukan dipilih. Karena ia akan memilih seorang ayah dari anak-anaknya, maka pilihlah seorang ayah yang terbaik,” jelasnya.

Sementara itu, lanjut ust. Suyanto, lelaki itu berhak menawarkan dan melihat calon perempuan yang akan dinikahinya. Beliau kemudian menyitir pendapat ulama mengenai hak lelaki untuk melihat calon istrinya. Melihat itu bisa dilakukan dengan cara mengutus seorang perempuan yang dipercayainya untuk melihat fisiknya dan karakternya. Ada juga ulama yang mencukupkan melihat telapak tangan dan kakinya saja. Namun juga ulama yang memperbolehkan untuk melihat fisiknya secara utuh. “Pendapat ini banyak yang menolaknya,” tandasnya.

Meski demikian, ust. Suyanto memberi nasihat terbaik agar tidak salah dalam memilih calon pasangan hidupnya. “Pilihlah pasangan bukan hanya karena fisiknya, namun pilihlah akhlaknya dan kekayaan hatinya,” pesannya.

Ustadz yang mengampu ratusan anak yatim ini pun kemudian memberi nasihat kepada para perempuan yang belum menikah untuk menguji bagaimana sifat atau akhlak dari calon pasannya. Menurutnya, tiga syair dari Syaidina Ali r.a patut menjadi renungan. Pertama, teman sejatiku adalah apabila aku dizalimi, ia akan membelaku. Kedua, bila saya berlaku zalim , maka ia tidak segan-segan menegurku dan mengancam untuk memutuskan perhatian denganku. Ketiga, ia akan menjaga martabatku baik di hadapan maupun di belakangku.

Karyawan RSIY PDHI sedang khusyu’ mendengarkan ceramah.

“Jadi ujilah calon pasangan Anda dengan tiga syair hebat itu. Apakah pasanganmu akan membelamu bila kamu dizalimi, apakah pasanganmu akan mengurmu bila dirimu berbuat salah dan apakah ia akan menjaga martabatmu baik ketika di hadapanmu atau saat di belakangmu,” jelas Ust. Kirun itu.

Menurut beliau, Syair dari Syaidina Ali tersebut patut menjadi renungan dalam menguji calon pasangan. Apakah mereka termasuk calon pasangan baik atau tidak. Pasangan nikah sejatinya adalah memilih teman hidup. Karena Ali r.a ingin sekali memiliki teman dengan tiga kriteria seperti itu. “Mereka saya harapkan menjadi teman hidup sepanjang masa,” tutup ust. Suyanto menirukan kata pamungkas dari syair syaidina Ali tersebut.

0 Komentar