Seks Bebas Pada Usia Remaja Rentan Terkena Kanker Serviks

Seks Bebas Pada Usia Remaja Rentan Terkena Kanker Serviks

Kanker serviks merupakan pembunuh nomor dua perempuan di Indonesia setelah kanker payudara. Bahkan diperkirakan, setiap dua menit ada satu orang yang meninggal dunia di dunia karena virus tersebut. Karena itu, faktor-faktor risiko yang menjadi penyebab penyakit itu harus diwaspadai sejak remaja.

dr. Diannisa Ikarumi ES, Sp.OG, menyampaikan itu dalam talkshow Jogja Islamic Fair bertajuk “Bahaya Seks Pranikah dan Kesehatan Reproduksi”, di GOR Universitas Negeri Yogyakarta, Kemarin Sore (6/9). Dokter spesialis kandungan RSIY PDHI ini menjelaskan, kanker serviks adalah kanker mulut rahim atau kanker rahim yang disebabkan oleh infeksi virus Human Papillomavirus (HPV). Virus ini bisa menular melalui hubungan seksual.

dr Diannisa sedang menyampaikan materi.

Menurut dr. Diannis, sapaan akrabnya, bahaya kanker serviks harus diwaspadai sejak remaja karena melakukan hubungan seks di masa remaja (umur 12-20 tahun) lebih berisiko terkena kanker serviks. “Di usia tersebut, leher rahim perempuan belum matang sehingga rentan terhadap ransangan dan serangan virus,” jelasnya.

Selain itu, dr. Diannis memaparkan, umur remaja adalah umur ketika organ reproduksi perempuan sedang aktif berkembang dan selnya membelah secara aktif. Pada masa itu, tidak boleh terjadi rangsangan apa pun, seperti dari penis atau sperma yang akan membuat perubahan sifat sel menjadi tidak normal. Sel yang tidak normal inilah yang berpotensi menyebabkan kanker serviks.

“Kanker serviks ini proses infeksinya bisa 5 sampai 10 tahun kedepan. Perempuan yang terkena virus ini tidak langsung merasakan sakit. Setelah bertahun-tahun lamanya baru merasakan sakit, padahal menginfeksinya sudah sejak lama,” tandas dr. Diannis.

Maraknya seks bebas pada usia remaja selain memicu tingginya risiko terkena kanker serviks juga memicu cepatnya datangnya kiamat. Inilah yang dikhawatirkan ustadz Haris Jaya Dipraga sebagai pembicara kedua. Bina Rohani Islam RSIY PDHI ini mengkhawatirkan maraknya seks bebas karena tanda kiamat semakin dekat. “Salah satu tanda kiamat semakin dekat adalah merebaknya zina,” katanya.

Ustad Haris menjelaskan, Islam sangat serius memperhatikan masalah zina atau seks pranikah ini. Dalam ayat al-Qur’an, Allah melarang kita untuk mendekati zina. Mendekati saja dilarang apalagi sampai melakukannya. “Inilah salah satu fungsi Islam, yaitu menutup celah-celah yang memungkinkan tejadinya keburukan,” ungkapnya. Allah melarang kita mendekati zina, lanjutnya, karena tahu bila kita dekat-dekat dengannya, maka akan terjerumus ke dalamnya dan susah untuk keluar darinya.

Karena itu, Ust. Haris menghimbau untuk menjauhi pergaulan bebas. Perilaku zina ini dimulai dari pergaulan bebas. Mulanya dari pertemanan yang tidak terkontrol. Apalagi saat ini banyak media sosial sebagai media pertemanan yang bebas. Kemudian hubungan itu menjadi dekat dan semakin dekat sehingga tidak ada lagi batasan. Pada tahap ini, norma-norma agama, budaya dan sosial sudah tidak ada sehingga terjadilah seks pranikah itu. “Sehingga banyak terjadi aborsi, terserang AIDS atau juga kanker serviks,” jelasnya.

Di sinilah, kata uts. Haris, pentingnya memberikan eduskasi keagamaan terhadap keluarga dan anak-anak kita. Ajarkan ketauhidan sebagai dasar utamanya. Setelah itu, ajarkan mengenai ajaran-ajaran Islam secara umum. Lalu kapan pendidikan seks yang ideal bagi seorang anak?

Menurut ust. Haris, tidak ada batasan umur untuk orang tua mengajarkan anak mengenai seks karena mengajarkan ajaran-ajaran Islam itu bisa dilakukan pada anak saat umur berapa pun. “Namun bila anak sudah memiliki kecenderungan menyukai lawan jenis, maka itulah waktu ideal untuk mengintensifkan pendidikan seks pada anak,” tandasnya.

0 Komentar