Metode Penting Perawatan Bayi di Rumah

Metode Penting Perawatan Bayi di Rumah

Setiap bayi yang lahir tentu membutuhkan perawatan yang tepat agar tidak terjadi gangguan kesehatan secara berkelanjutan. Karena itu, setiap ibu harus memiliki pengetahuan penting mengenai bagaimana melakukan perawatan bayi yang baik di rumah. Khususnya bagi para ibu muda yang baru melahirkan anak pertamanya, bila tidak diedukasi, ia akan kebingungan bagaimana melakukan perawatan bayi di rumah.

Oleh karena itu, edukasi yang dilakukan kepada ibu sangat penting dilakukan oleh perawat sebelum meninggalkan rumah sakit. Itulah yang dilakukan oleh kepala bangsal Halimah RSIY PDHI, Ika Mustikawati, A.Md, kepada pasien dan keluarga yang baru melahirkan. “Bukan hanya kepada ibu, bila ada bapaknya, bapaknya kita edukasi. Bila ada neneknya, neneknya kita edukasi,” tuturnya.

Kepala Bangsal Halimah, Ika Mustikawati, AMd, sedang melakukan pengarah pada apel Senin pagi.

Sebelum pasien pulang, Ika selalu memberikan edukasi tentang bagaimana melakukan perawatan kepada bayi yang tepat. Pertama, pihaknya melakukan edukasi tentang teknik menyusui secara benar. Teknik menyusui ini sangat penting karena bila salah, bayi akan mengalami gangguan perkembangan. “Biasanya yang terlihat adalah adanya penurunan berat badan yang tajam,” terangnya.

Kedua, Ika juga mengedukasi tentang pentingnya memberikan bayi ASI eksklusif. Sebab tidak sedikit ibu yang memberikan susu formula pada bayi yang baru lahir dengan berbagai alasan. Bagaimana pun, kata Ika, ASI adalah susu terbaik bagi pertumbuhan anak. “Berikan hanya ASI eksklusif tanpa pemberian makanan tambahan selama 6 bulan setiap 2 jam,” katanya.

Ketiga, menjelaskan dan mempraktikkan tentang bagaimana cara memandikan bayi yang benar, yaitu dengan menggunakan air hangat 2 kali sehari. Selain itu, Ika juga menjelaskan bagaimana melakukan perawatan tali pusar yang benar kepada bayi. Karena tidak sedikit masyarakat masih belum tahu bagaimana melakukan perawatan tali pusar yang benar. “Kita juga mengedukasi agar selalu mencuci tangan sebelum menyentuh bayi, karena tangan adalah media efektif penyebaran virus penyebab penyakit. Apalagi, bayi masih rentan karena imunnya belum kuat,” jelasnya.

Keempat, pihaknya juga menjelaskan tentang tanda-tanda bahaya pada bayi yang baru lahir. Tanda bahaya bayi yang baru lahir adalah bayi tidak mau menyusui, kejang, lemah, sesak nafas, sering muntah, pusar kemerahan, demam atau tubuhnya merasa dingin, mata bernanah dan kulit bayi terlihat kuning. “Itu kita sampaikan agar ketika gejala itu ditemukan di rumah pada bayi, ibu harus segera kontrol ke rumah sakit,” jelasnya.

Kelima, menggunakan masker bila terjadi batuk. Ika menjelaskan bahwa dirinya menjelaskan kepada keluarga pasien agar bila mereka batuk, sebaiknya menggunakan masker mulut. Ini dilakukan agar tidak menulari si bayi. Bagi yang merokok, sebaiknya juga jauh-jauh dari bayi. “Jangan sampai bayi menghirup asap rokok yang banyak zat berbahaya di dalamnya karena akan berdampak buruk bagi perkembangan dan kesehatannya,” tandasnya.

Keenam, mengedukasi ibu agar jangan asal memijatkan bayinya kepada orang yang bukan kompetensinya. Karena itu, sebelum pasien pulang, Ika bekerja sama dengan fisioterapi untuk memberikan edukasi bagaimana cara memijat bayi dengen bener. “Fisioteri kami akan mengajari bagaimana teknik memijat bayi secara benar,” katanya.

Ketujuh, Ika juga mengedukasi pasien yang memiliki bayi dengan kondisi khusus, seperti Berat Badan Lahir Rendah (BBLR). Bayi BBLR adalah bayi yang lahir dengan berat di bawah 2500 gram. Khusus bayi ini, pihaknya mengajarkan kepada pasien Perawatan Metode Kangguru (PMK). Sebelum pasien pulang, Ika mengajarkan metode itu kepada ibu, bapak, atau keluarga yang menemaninya. “Jadi setelah pulang, tidak perlu membuat inkubator-inkubator di rumah. Tidak perlu juga menghangat-hangatkan bayi dengan cara lain, cukup dengan skin to skin, bayi akan merasa hangat,” terangnya. Ika melanjutkan bahwa metode ini juga sudah terbukti secara penelitian dapat menghangatkan bayi, mencegah bayi hipotermik, dan dapat meningkatkan berat badan.

dimuat di Koran Merapi, Sabtu, 4 November 2017.

0 Komentar