
Oleh: Noor Cahyati Wahyu Utami, AMR, Radiografer RSIY PDHI
Pemeriksaan HSG (Hysterosalpingography) merupakan pemeriksaan yang sering kali direkomendasikan oleh dokter spesialis obsgyn / kandungan kepada pasien wanita yang mengalami infertilitas atau sudah 1 tahun menikah tapi belum menunjukkan tanda-tanda kehamilan. Apakah sebenarnya pemeriksaan HSG itu?
Pemeriksaan HSG merupakan suatu pemeriksaan sinar-x dengan memasukkan zat kontras melalui alat khusus yaitu HSG set atau bisa juga menggunakan kateter ke dalam rongga rahim dan saluran telur melalui vagina. Setelah itu kemudian difoto rontgen untuk melihat aliran zat kontras tersebut.
Manfaat dari pemeriksaan HSG adalah mendiagnosis ada tidaknya sumbatan dan lokasinya pada salah satu atau kedua saluran telur (tuba fallopi) yang dapat menghambat bertemunya sel sperma dan sel telur, untuk melihat bentuk dan struktur rahim, serta mendeteksi ketidaknormalan pada rahim misalnya kelainan bentuk rahim, polip, mioma atau jaringan parut yang dapat menyebabkan infertilitas atau keguguran berulang.
Lantas seberapa besar peluang kehamilan bagi pasien dengan metode ini?
Beberapa penelitian membuktikan, pemeriksaan HSG bisa meningkatkan fertilitas pada wanita yang pernah menjalaninya, terutama pada wanita yang mengalami masalah pada saluran telurnya. Alasannya, cairan kontras yang disemprotkan ke rahim terkadang bisa membuka saluran telur yang tersumbat sehingga membantu wanita yang bersangkutan bisa hamil. Selain ‘membersihkan’ sumbatan, pemeriksaan ini juga bisa meluruskan saluran telur, menstimulasi sel silia di saluran telur atau meningkatkan cairan mukosa di leher rahim (serviks) yang kesemuanya mendukung terjadinya kehamilan.
Kapan Pemeriksaan HSG ini dilakukan?
Pemeriksaan ini dilakukan pada hari ke 9 – 12 setelah hari pertama menstruasi dikarenakan pada rentang waktu tersebut belum terjadi pembuahan atau dilepaskannya sel telur dari indung telur dan juga biasanya pada hari ke 9 haid telah selesai. Pemeriksaan HSG tidak boleh dilakukan ketika menstruasi, karena pembuluh darah sedang dalam keadaan terbuka sehingga dikhawatirkan menyebabkan penyumbatan di pembuluh darah. HSG juga sebaiknya tidak dilakukan bila Anda mengalami infeksi di saluran reproduksi atau di daerah panggul (pelvis) yang kronis, penyakit menular seksual, serta bila Anda baru menjalani operasi rahim atau saluran telur.
Bagaimana cara melakukannya? Dokter radiologi akan memasukkan spekulum ke vagina sehingga mulut rahim terlihat, lalu kateter dimasukkan ke rongga rahim melalui mulut rahim. Cairan kontras disuntikkan ke dalam rahim melalui kateter dan spekulum dikeluarkan. Beberapa foto rontgen akan diambil ketika cairan memenuhi rahim, masuk ke dalam saluran telur hingga (bila tidak ada sumbatan) tumpah ke dalam rongga perut. Biasanya, prosedur ini berlangsung selama 30 menit. Setelah selesai, kateter dilepas dan Anda diminta tetap berbaring selama beberapa menit.
Petugas yang melakukan pemeriksaan ini adalah dokter spesialis radiologi bermitra dengan petugas radiologi (radiografer). Teknologi ini juga telah dimiliki oleh RSIY PDHI dalam menunjang pelaksanaan dan pelayanan foto rontgen menggunakan modalitas alat digital. Hal ini untuk meningkatkan ketepatan diagnosa dan kecepatan pelaksanaan pemeriksaan radiologi tanpa mengurangi kualitas gambar kepada pasien.
Selain peralatan yang semakin canggih, pemeriksaan foto rontgen di RSIY PDHI didukung juga oleh ahli radiografi serta dokter-dokter berkompeten yang siap bekerja secara professional dalam mengoperasionalkan peralatan teknologi terkini untuk mendapatkan diagnosa yang cepat dan akurat.
Dimuat di Harian Republika, Rabu, 20 Desember 2017.