
RS Islam Yogyakarta PDHI menggelar pelatihan menjadi penyiar radio yang asyik dan komunikatif bagi karyawan di gedung setempat, kemarin. Pelatihan ini digelar untuk melatih para karyawan agar berani menjadi penyiar radio yang komunikatif dan mampu menyiarkan infromasi seputar rumah sakit kepada masyarakat luas. Hal ini diperlukan karena RSIY PDHI sudah memiliki radio komunitas Ersika FM yang sudah bisa siaran melalui saluran streaming di www.ersikafm.rsiypdhicom.
Penyiar radio Vedac FM, KRT Akhir Lusano, S.Sn, MM, yang menjadi pembicara dalam acara tersebut menuturkan, setiap orang bisa menjadi penyiar radio. Menjadi penyiar radio tidak harus lulusan sarjana komunikasi, sarjana penyiaran atau sarjana seni. “Siapa pun, dari latar belakang apa pun bisa menjadi penyiar radio bila memiliki kemauan untuk berlatih,” tuturnya.
Menurut Lusano, radio itu terus mengikuti perkembangan zaman. Di era digitalisasi sekarang ini, keberadaan radio memang tidak sepopular dahulu. Namun begitu, radio tetap ada dan tidak ditinggalkan oleh para pendengarnya. Di era saat ini, di mana perkembangan teknologi informasi sudah semakin pesat, radio juga berkembang. “Setiap HP sekarang sudah ada radionya. Bahkan, sekarang radio bisa diakses secara streaming di internet,” jelas Lusano.
Lusano menuturkan bahwa radio selalu ada dan terus berkembang mengikuti perkembangan teknologi. Hal ini sekaligus menepis anggapan bahwa radio semakin hilang seiring laju perkembangan zaman. Menurut Lusano, karena radio selain sebagai media informasi dan hiburan juga sebagai tempat untuk berkarya. “Menjadi penyiar radio ibu bisa mengasah berbagai skill seperti menjadi penyiar yang bagus, pembawa acara, belajar bermusik, membaca berita dan bahkan menjadi penulis,” terang Lusano yang juga seorang penulis buku ini.
Di sisi lain, lanjut Lusano, bukti bahwa radio masih tetap eksis adalah adanya ratusan SMK yang membuka jurusan menjadi penyiar radio di seluruh Indonesia. Mereka juga belajar memproduksi siaran-siara radio. Bukti lainnya, saat ada kuis interaktif di salah satu station radio, maka kita susah masuk untuk meneleponnya. “Susahnya akses telepon bisa menjadi tanda bahwa pendengar radio yang ingin mengikuti kuis tersebut sangat banyak. Artinya, pendengarnya masih banyak,” tandasnya.
Hal ini juga diakui oleh direktur RSIY PDHI, dr. Widodo Wirawan, MPH saat memberi sambutan dalam pelatihan tersebut. Menurutnya, setiap HP pasti memiliki aplikasi radio sehingga pendengarnya masih banyak. Selain itu, sekarang radio bisa diakses melalui streaming di internet. Inilah yang menjadi alasan kenapa pihaknya begitu serius menggelar pelatihan ini. “Agar setiap karyawan bisa memanfaatkan media radio Ersika FM untuk menyebarkan informasi rumah sakit sekaligus menyapa masyarakat luas,” jelasnya. (Dimuat di Harian Merapi, Selasa, 6 Februari 2018).