
Oleh: Arif Setya Budi.
(Dokter spesialis mata RSIY PDHI buka praktek Senin & Jum’at (12.00-19.00), Selasa, Rabu, Kamis & Sabtu (07.00-14.00)
Katarak adalah keruh dan buramnya lensa pada mata. Kekeruhan lensa katarak ini bervariasi, dari yang awal tipis, hingga bisa menyeluruh pada lensa yang kemudian menyebabkan kebutaan. Mayoritas katarak berhubungan dengan penuaan, walaupun bisa terjadi pada usia muda ataupun balita/anak-anak dengan penyebab yang berbeda.
Lensa merupakan bagian dari mata yang membantu memusatkan cahaya, dan atau gambar ke retina. Retina adalah bagian peka cahaya yang bertugas menerima gambar dan cahaya yang difokuskan oleh lensa untuk di teruskan ke otak. Karenanya, lensa harus jernih agar retina bisa menerima gambar secara tajam. Jika lensa keruh dikarenakan katarak, gambar yang diterima retina akan kabur, begitu juga dengan penglihatan yang dihasilkan.
Lensa adalah salah satu kunci penting agar mata tetap bisa melihat dengan jernih. Lensa terbuat dari sebagian besar air dan protein. Protein ini tersusun sangat rapi dan menghasilkan media yang jernih sehingga bisa dilewati cahaya dan difokuskan ke retina. Tapi seiring bertambahnya usia, protein lensa mengalami denaturasi dan mulai menimbulkan kekeruhan pada lensa. Seiring waktu, kekeruhan lensa ini makin melebar dan meluas, sehingga mata akan menjadi semakin kabur. Di sinilah katarak terjadi.
Orang yang memiliki risiko tinggi terkena katarak biasanya seiring dengan bertambahnya usia. Faktor risiko lain yang berpengaruh terhadap katarak meliputi adanya penyakit tertentu (misalnya diabetes), kebiasaan pribadi (merokok, penggunaan alkohol), faktor lingkungan (paparan sinar ultraviolet berkepanjangan sinar matahari), atau konsumsi obat-obatan tertentu (steroid dan statin).
Orang yang terkena katarak biasanya memiliki gejala umum seperti penglihatan berawan atau seperti tertutup kabut, warna tampak pudar, adanya glare dan halo saat melihat lampu (lampu jalan, lampu mobil) atau cahaya yang terang, penglihatan malam yang buruk, serta penglihatan kabur dan berbayang yang tidak bisa dikoreksi dengan kacamata.
Gejala awal katarak ini dapat diperbaiki dengan kacamata yang sesuai, pencahayaan yang lebih terang, kacamata hitam anti silau, atau lensa pembesar. Namun seiring dengan waktu katarak yang terjadi akan semakin tambah tebal dan menyeluruh, sehingga akan sangat mengganggu penglihatan, dimana penglihatan hanya akan bisa melihat ada tidaknya sinar lampu ataupun baying-bayang gerakan. Katarak yang sudah “matang” ini semakin lama bisa menyebabkan berbagai kerusakan lain, seperti peradangan mata, kenaikan tekanan bola mata, hingga kerusakan syaraf secara permanen.
Oleh karena itu, bila perbaikan dengan kacamata tidak membantu, maka operasi merupakan satu-satunya cara untuk menghilangkan katarak. Yaitu, dengan mengambil lensa yang sudah keruh, dan menggantinya dengan lensa buatan yang ditanamkan sebagai pengganti. Pengambilan katarak adalah salah satu operasi yang paling umum dilakukan di Indonesia. Operasi katarak juga merupakan salah satu jenis operasi teraman dan efektif, dimana lebih dari 90 persen kasus, orang memiliki penglihatan yang lebih baik sesudahnya. Apalagi saat ini, dengan teknologi terbaru dengan teknik fakoemulsifikasi, luka yang dihasilkan lebih minimal, dengan pengembalian fungsi penglihatan yang lebih cepat.
Sebelum dilakukan operasi, biasanya dokter akan memberikan obat tetes mata setiap 15 menit untuk melebarkan pupil. Setelah itu, barulah dilakukan tindakan operasi. Sebagian besar orang menjalani operasi dengan bius lokal dan hampir tanpa rasa sakit. Operasinya sendiri biasanya berlangsung kurang dari 1 jam. Setelah operasi, mata akan di tutup dengan patch, untuk melindungi mata dari pengaruh luar yang bisa mengganggu penyembuhan luka operasi. Pada kebanyakan kasus, setelah operasi pasien bisa langsung pulang.
Setelah operasi, biasanya pasien akan mengalami rasa gatal, mengganjal atau kurang nyaman pada matanya, dan itu hal yang biasa. Hal ini terjadi karena respon radang dan penyembuhan luka pasca operasi. Selama beberapa minggu setelah operasi, pasien akan mendapat obat yang berfungsi untuk mempercepat penyembuhan dan mencegah infeksi.
Karena itu, gunakanlah secara teratur sesuai aturan pakai, dan ikuti nasihat dokter tentang apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan pasca operasi. Setelah operasi, pasien dianjurkan untuk menjaga mata tetap bersih, cuci tangan sebelum menyentuh mata dan gunakan obat yang diresepkan untuk membantu meminimalkan risiko infeksi.