
Rumah Sakit Islam Yogyakarta PDHI (RSIY PDHI) tengah menuju RS Syariah. Setelah melakukan pendampingan RS Syariah oleh Majelis Upaya Kesehatan Islam Seluruh Indonesia (MUKISI) beberapa waktu lalu, kemarin RSIY PDHI melaksanakan pra-survey RS Syariah. Dalam mencapai sertifikasi syariah, RS harus menempuh beberapa tahap pelaksanaan. Mulai dari pendampingan, pra-survey, survey hingga mendapatkan penilaian kelulusan sertifikasi syariah oleh MUKISI.
“Semoga awal April ini, kita sudah mendapatkan sertifikasi syariah oleh MUKISI,” harap Direktur RSIY PDHI, dr. Widodo Wirawan, MPH.

Tim Asesor dari MUKISI berfoto bersama dengan Direktur, Yayasan PDHI dan Jajaran Manajemen RS Islam Yogyakarta PDHI.
Menurut Ketua Tim Asesor Pra Survey dari MUKISI, Miftachul Izah, SE, M. Kes, RSIY PDHI masuk ke dalam calon sepuluh rumah sakit pertama yang akan mendapatkan sertifikasi syariah. Sejauh ini sudah ada beberapa rumah sakit yang melakukan pra-survey dari MUKISI. “Insya Allah, RSIY PDHI masuk ke dalam assabiqul awwalun (sepuluh RS pertama yang akan mendapat sertifikasi syariah, red). Semoga kita semua akan dicatat oleh Allah sebagai pejuang-pejuang syariah,” tegasnya.
Dalam kesempatan tersebut, Izah menilai kalau dilihat dari motto RS (karena Allah, kami sajikan yang terbaik bagi kesembuhan Anda, red), RSIY PDHI ini sudah lulus syariah. Namun butuh pengakuan dari lembaga resmi yang mengatur dan mengeluarkan sertifikasi tersebut, yaitu MUKISI. “Pengakuan ini penting, ibarat apa gunanya memiliki anak namun tidak diakui secara resmi oleh pemerintah. Maka pengakuan syariah harus dilakukan oleh lembaga resmi MUKISI,” jelasnya.
Kata ‘Islam’ dan ‘Syariah’, sekarang sudah identik dengan pasar. Izah tidak menampik kenyataan tersebut, karena tidak sedikit perusahaan yang ingin mendapatkan label Islam/syariah/halal, hanya untuk kepentingan pasar. Karena di Indonesia, mayoritas penduduknya adalah Islam sehingga mereka butuh pengakuan sertifikat dari lembaga resmi Islam. Dalam sertifikasi RS Syariah, Izah tidak ingin RS memiliki tujuan seperti itu. “Kita ingin tujuannya karena Allah. Menjadi abdullah (abdi Allah, red) dan khalifah Allah di muka bumi. Kita kemana-mana selalu membawa bendera Islam untuk menegakkan kebenaran,” tuturnya.

Asesor dari MUKISI, Ibu Miftachul Izah, S.E, M.Kes, sedang melakukan telaah dokumen dalam proses Pra Survey RS Syariah.
Kemurnian dalam merealisasikan nilai-nilai syariah karena Allah memang menjadi niatan utama yang diusung oleh MUKISI. RSIY PDHI juga memiliki niatan utama yang sejalan dengan MUKISI, ingin menjadi pejuang yang menegakkan syariah Allah di RS. “Kita ingin mewujudkan RSIY PDHI menuju RS Syariah dengan niat karena Allah dan untuk mencari ridho Allah,” tegas dr. Widodo.
Upaya menjadikan ridha Allah sebagai tujuan utama sebenarnya sudah terbangun sejak awal pendirian RSIY PDHI oleh para pendirinya dahulu. Menurut Drs. H. Sunardi Syahuri dari Yayasan PDHI, para pendiri dahulu mengawali niat dan tujuannya untuk mencari ridha Allah, di mana jalan yang dipilih adalah dengan mendirikan rumah sakit sebagai pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Karenanya, Syahuri menginginkan agar RSIY PDHI yang diawali dengan niat untuk mencari ridha Allah tersebut mendapat pengakuan syariah oleh MUKISI. “Islami dan bersertifikasi syariah, agar diakui oleh masyarakat sehingga dapat memberi manfaat bagi masyarakat luas,” harapnya.
Sumber: Harian Merapi, Senin, 26 Maret 2018.