
Bulan suci Ramadhan telah tiba, bulan di mana kita diberikan obral pahala besar-besaran oleh Allah SWT. Bulan di mana kita menahan lapar, dahaga dan emosi. Bulan yang yang menjaga diri kita dari godaan dunia nyata dan dunia maya.
Hampir semua orang saat ini pasti mempunyai akun di sosial media (sosmed). Kegiatan bersosial media di dunia maya adalah suatu hal yang menyenangkan. Selain membuat hati senang terkadang dunia sosmed juga kerap memancing emosi seseorang. Riuh rendah dunia sosmed begitu mudah mengaduk-aduk emosi seseorang sehingga menimbulkan amarah, yang akhirnya membuat puasa kita menjadi tidak bernilai. Untuk itu hendaknya kita harus pandai, bijaksana dan arif dalam menggunakan sosmed selama bulan ramadhan yang suci ini.
Apa yang harus dilakukan agar jempol kita dalam bersosmed tidak menyulut emosi dan tetap terjaga lisan kita selama berpuasa? Untuk itu marilah kita bersikap hanya mengirim berita tentang hal-hal yang bersifat positif, bermanfaat dan memotivasi. Dengan bersosmed kita dapat berbagi tentang berbagai hal. Berkaitan dengan Ramadhan silahkan saja memposting tentang manfaat/ doa/ amalan/ cerita kebaikan dalam berpuasa, berbagi menu buka atau sahur, mendengarkan tausiyah atau pengajian dari ulama via sosmed, dll. Selain menambah pahala puasa kita ini pun bermanfaat bagi orang lain.
Sebelum posting, pikirkan dulu apakah postingan kita benar dan sesuai fakta serta tidak memancing polemik bagi orang lain. Postingan kita apakah juga membawa kebaikan dan bermanfaat bagi semua orang. Dengan tetap bijak dan positif setidaknya membuat orang respek terhadap postingan kita.
Sosmed dapat sebagai sarana ibadah kita untuk menambah pahala di bulan suci ini. Dengan menahan diri untuk tidak berkomentar negatif itu sama artinya dengan menahan emosi kita dari hal-hal yang mengurangi pahala puasa.
Bila ada postingan negatif sebaiknya kita lewatkan saja dari pada mengomentari dengan emosional yang akhirnya membuat lisan kita tidak terjaga, ujung-ujungnya membuat puasa kita tidak bernilai. Usahakan jangan terpancing untuk membalas komentar mereka dengan nada negatif. Tapi bila terpaksa ingin membalas, maka balaslah dengan sikap positif, terima masukannya, maafkan sikap dan komentarnya , serta lebih baik kita doakan saja agar mereka menyadari bahwa perilakunya tidak baik dan tersadar untuk memperbaikinya.
Bila segala cara telah dilakukan dan kita tak mampu menahan godaan dalam bersosmed jalan terakhir adalah meliburkan diri anda dari aktifitas bersosmed selama bulan Ramadhan ini. Pertanyaannya adalah…” Sanggupkah Kita untuk tidak melakukan itu ?” Semua berpulang pada diri kita sendiri.
Dimuat di Harian Republika, Rabu, 6 Juni 2018.