Bantu Korban Gempa, Tim Medis RSIY PDHI Bangun RS Sementara di Gunungsari Lombok Barat

Bantu Korban Gempa, Tim Medis RSIY PDHI Bangun RS Sementara di Gunungsari Lombok Barat

Tim RS Islam Yogyakarta PDHI menjadi tim medis pertama yang berhasil masuk ke pengungsian di Kecamatan Gunungsari, Lombok Barat, NTB. Setelah tiba di pengungsian tersebut, tim medis lantas membangun posko kesehatan gratis. Pada hari pertama tersebut, tim medis melakukan kunjungan ke pengungsian untuk survei medan dan lokasi.

Menurut salah satu tim medis RSIY PDHI, Sarwo Edi Wibowo, pihaknya juga mendata luka dan penyakit yang disebabkan oleh bencan gempa di sana. “Hari pertama total pasien yang berobat ke posko kami sebanyak 50 orang,” katanya.

Poko Kesehatan tim medis RSIY PDHI di Lombok.

Sarwo menceritakan, hari berikutnya tim membuat posko rawat inap sementara karena ada pasien yang mengalami diare dengan dehidrasi berat. Pada hari kedua ini, pasien yang ditangani tim medis di posko kesehatan tersebut bertambah banyak, yaitu 60 orang. “Karena jumlah pasien bertambah dan kondisi pasien yang perlu perawatan lebih, tim akhirnya membuat posko rawat inap sejumlah 4 tempat tidur dan 2 kamar mandi darurat,” jelasnya.

Pada hari ketiga, tim medis kemudian mengunjungi lokasi pengungsian lain di kecamatan Gunungsari Lombok Utara yang belum terkunjungi. Tim juga menyiapkan obat-obatan dan peralatan medis tambahan untuk pengobatan warga di tenda pengungsian. Pada hari ketiga tersebut, jumlah pasien yang berhasil diobati sebanyak 40 orang. Rata-rata pasien akibat dari korban gempa ini menderita penyakit diare, batuk dan gatal-gatal.

Melihat banyaknya pasien, tim kemudian berinisiatif membangun rumah sakit sementara di sana. Total jumlah pasien yang berhasil ditangani sebanyak 150 orang. “Masyarakat senang, dan sangat berterima kasih kepada tim medis RSIY PDHI yang sudah membantu di sana. Bahkan mereka memohon agar kita bisa diperpanjang di sana,” ungkap Edi.

Selain melakukan perawatan secara medis, tim juga membangun TPA dan sekolah darurat. Tim juga memberikan trauma hiling kepada anak-anak korban gempa bumi di tenda pengungsian. “Hal ini karena sampai saat ini masing sering terjadi gempa susulan. Bahkan, rumah roboh masing sering terdengar,” kata Edi. sumber: tribunews.com

0 Komentar