RSIY PDHI Terima Kunjungan Studi Banding PKU Muhammadiyah Wonosobo dan RS UAD Yogyakarta

RSIY PDHI Terima Kunjungan Studi Banding PKU Muhammadiyah Wonosobo dan RS UAD Yogyakarta

RS Islam Yogyakarta PDHI baru saja menerima dua kunjungan studi banding dari RS lain. Kunjungan pertama dilakukan oleh tim studi banding dari PKU Muhammadiyah Wonosobo terkait Elektronic-Medical Record (E-MR). RSIY PDHI merupakan salah satu rumah sakit yang sudah mengaplikasikan E-MR. Sedangkan kunjungan kedua dari tim akreditasi RS UAD Yogyakarta.

Direktur RS PKU Muhammadiyah Wonosobo, dr. Achmad Muzairi, MARS menjelaskan alasan mengapa dirinya memilih RSIY PDHI. Menurutnya, pihaknya dapat informasi dari salah satu dokter di tempatnya yang dahulu pernah melakukan internship di RSIY PDHI. Dari dokter tersebut, diperoleh informasi bahwa RSIY PDHI sudah menerapkan E-MR secara menyeluruh yang terkoneksi dengan Sistem Infromasi Manajemen Rumah Sakit (SIM RS).

“Kami ingin belajar langsung ke sini dengan membawa tim IT (Informasi Teknologi) rumah sakit. Sehingga targetnya, tahun 2019 kita sudah menggunakan E-MR,” katanya beberapa waktu lalu.

Stud Banding PKU Muhammadiyah Wonosobo

Sementara direktur RSIY PDHI, dr. H. Bima Achmad Bina Nurutama, menyampaikan terima kasihnya atas kunjungannya. Menurutnya, studi banding tersebut sesungguhnya sebagai sarana untuk saling belajar, termasuk dalam implementasi E-MR. Hal ini, menurutnya, karena teknologi itu selalu berkembang. Teknologi yang berkembang membuat masyarakat juga berkembang, sehingga rumah sakit juga harus mampu berkembang menggunakan teknologi. “Salah satunya adalah implementasi teknologi informasi dalam rekam medis,” jelasnya.

Kunjungan Tim Akreditasi RS UAD

RSIY PDHI juga menerima kunjungan dari studi banding tim akreditasi RS UAD Yogyakarta, Selasa (18/9). Kunjungan kali ini dilakukan untuk belajar akreditasi karena RSIY PDHI sudah mendapat akreditasi Paripurna dari KARS versi 2012, sehingga bisa menjadi bekal untuk menghadapi akreditasi SNARS.

Wakil Direktur RS UAD Yogyakarta, dr. Robin Perdana Syaputra menyampaikan rasa terima kasihnya atas penerimaan atas kunjungan tersebut. Menurutnya, pihaknya memilih studi banding ke RSIY PDHI karena butuh RS yang sudah syariah, sedang berjuang untuk berkembang, dan direktur serta manajamennya memiliki semangat untuk berjuang. “Kami melihat itu ada di RSIY PDHI. Sehingga kita akan contoh bagaimana RS ini berkembang,” katanya.

Studi Banding RS UAD Yogyakarta

dr. Bima menyambut kunjungan tersebut dengan rasa hormatnya. Menurutnya, pihaknya sama-sama belajar tentang akreditasi, khususnya untuk akreditasi SNARS yang katanya lebih sulit ketimbang versi KARS. “Kita harus akreditasi SNARS karena kita ingin membangkitkan budaya mutu dan kepuasaan pasien,” katanya.

Lebih lanjut, dr. Bima menjelaskan bahwa akreditasi SNARS itu bukan untuk kepentingan marketisasi saja, tapi untuk kepentingan RS yang lebih tinggi, yaitu peningkatan mutu dan layanan pasien. “Mutu itu terimplementasi dari komponen-komponen akreditasi,” tandasnya.

Menurut dr. Bima, RS harus mengetahui mutunya sesuai dengan standar yang dikeluarkan oleh SNARS. Bila RS memiliki mutu sesuai standar SNARS, pasti akan membangkitkan kepercayaan dari pasien. “Esensi dari akreditasi (SNARS) itu adalah bukan gelar, tapi bagaimana implementasinya di rumah sakit,” pungkasnya.

0 Komentar