Adab Ketika Sakit

Adab Ketika Sakit

ADAB KETIKA SAKIT

dr Mukhlis Nurtaufiq

(Dokter Umum Rumah Sakit Islam Yogyakarta PDHI)

Setiap orang yang hidup tentu pernah merasakan sakit. Seorang Muslim harus yakin bahwa kondisi tersebut merupakan ujian dari Allah. Baik kondisi sehat maupun kondisi sakit parah sekalipun, Islam sebagai Rahmatan lil’alamin telah mengatur segalanya termasuk ketika seseorang tengah diuji dengan sakit. Berkaitan dengan hal itu, Islam memberikan tuntunan kepada orang sakit agar menjaga adab sebagai pegangan, di antaranya adalah :

Pertama, sabar dan ikhlas. Orang yang sakit hendaknya yakin bahwa apa yang menimpanya merupakan ujian dan cobaan dari Allah SWT. Allah berfirman, “Dia yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.” (Q.S. Al-Mulk [67]: 2) Jika orang yang sakit yakin ia sedang mendapat ujian dari Allah, maka ia tidak akan marah dan murka terhadap takdir yang menimpa dirinya. Dengan demikian sakit yang tengah dia alami akan menambah keimanannya dan semakin dekat dengan Allah SWT.

Kedua, berobat. Dalam sebuah Hadits Rasulullah besabda, “Sesungguhnya Allah menciptakan penyakit dan obatnya. Maka berobatlah kalian, dan jangan berobat dengan sesuatu yang haram.” (H.R. Ad-Daulabi)

Meskipun sakit adalah takdir dari Allah SWT namun sebagai manusia kita juga dituntun untuk berobat dengan tujuan Allah SWT memberikan kesembuhan dengan ikhtiar yang dilakukan orang yang sedang sakit.

Ketiga, berobat kepada ahlinya. Hendaknya orang yang sakit datang kepada ahlinya. Dalam sebuah Hadits Rasulullah bersabda, “Tidaklah Allah menurunkan satu penyakit pun melainkan Allah turunkan pula obat baginya. Telah mengetahui orang-orang yang tahu, dan orang yang tidak tahu tidak akan mengetahuinya.” (H.R. Bukhari dan Muslim). Mereka yang termasuk dalam kategori ahli pengobatan yaitu dokter atau orang yang mengetahui tentang suatu penyakit dan penangkalnya, ahli tanaman obat, ahli akupuntur, bekam dll yang tidak bertentangan dengan syar’i.

Adapun berobat kepada tukang sihir atau dukun, atau dengan cara-cara perdukunan yang mengandung unsur syirik, hukumnya haram. Dari Mu’awiyah ibnul Hakam, dia berkata, “Aku berkata, ‘Wahai Rasulullah, aku baru saja meninggalkan masa jahiliah. Dan sungguh Allah telah mendatangkan Islam. Di antara kami ada orang-orang yang mendatangi para dukun’.” Rasulullah bersabda, “Janganlah engkau mendatangi mereka (para dukun).” (H.R. Muslim)
Bila sakit yang diderita bertambah parah dan tidak kunjung sembuh, tidak boleh mengharap kematian. Dari Anas dia berkata, “Rasulullah SAW bersabda, ‘Janganlah salah seorang kalian mengharapkan kematian karena musibah yang menimpanya. Apabila memang harus melakukannya, maka hendaknya dia berdoa :

اللَّهُمَّ أَحْيِنِي مَا كَانَتِ الْحَيَاةُ خَيْرًا لِي وَتَوَفَّنِي إِذَا كَانَتِ الْوَفَاةُ خَيْراً لِي

‘Ya Allah, hidupkanlah aku bila kehidupan itu adalah kebaikan bagiku dan wafatkanlah aku jika itu  kebaikan bagiku”(HR.Muttafaqun ‘alaih)

Keempat, jika punya tanggungan, amanat atau kesalahan segera menunaikan dan meminta maaf. Jika tidak memungkinkan, karena jauh tempatnya, atau belum ada kemampuan, atau sebab lainnya, hendaknya dia berwasiat (kepada ahli warisnya) dalam perkara tersebut.

Allah berfirman, “Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan janjinya.” (QS.Al-Mu`minuun [23]: 8).

Rasulullah SAW juga bersabda, “Barangsiapa berbuat kezaliman terhadap saudaranya, baik pada harga dirinya atau sesuatu yang lain, hendaknya dia minta agar saudaranya itu menghalalkannya (memaafkannya) pada hari ini, sebelum (datangnya hari) yang tidak ada dinar maupun dirham. Apabila dia memiliki amal salih, akan diambil darinya sesuai kadar kezalimannya (lalu diberikan kepada yang dizaliminya). Apabila dia tidak memiliki kebaikan-kebaikan, akan diambil dari kejelekan orang yang dizalimi lalu dipikulkan kepadanya.” (H.R. Bukhari)

Demikianlah Islam mengatur dengan sangat rinci sehingga seorang muslim bila mendapatkan musibah sakit bahkan yang teramat sangat tidak akan galau dan sedih, bahkan sebaliknya akan bahagia sebab semua yang ada adalah semata ujian dariNya, demikian beberapa adab yang harus ditunaikan oleh orang yang sedang sakit. Semoga bermanfaat.

Maroji’ kitab At-Tib Ahmad Ibnu Ruman, Al Quran dan Sunah.