
Senin (19/12) sejak pukul 07.30 WIB, seluruh karyawan RS Islam Yogyakarta PDHI telah berkumpul di halaman. Dalam barisan yang rapi dan suasana yang khidmat, seluruh karyawan mengikuti kegiatan rutin yakni apel Senin. Pagi itu, Manajer Penunjang Medis, Ibu Dhaniah El-Fitri, S.Si, Apt, berkesempatan menyampaikan pengarahan.
Pagi itu, beliau mengajak seluruh peserta untuk senantiasa bersyukur. Sebab, kata Ibu Dhaniaah sejak terbangun dari tidur selama ini, mulai dari lahir hingga saat ini berbagai nikmat terus dilimpahkan Allah SWT pada kita. Minimal, sejak terbangun dari tidur di pagi hari kita telah diberikan tiga karunia yang harus disyukuri saat terbangun dari tidur. Pertama, kita diberi nikmat berupa keadaan sehat (fisik), kedua kita diberikan kondisi yang tenang/aman dan ketiga kita diberikan kemampuan untuk tidak kesusahan dalam mendapatkan makanan untuk satu hari.
“Kita harus mensyukuri semua nikmat tersebut. Sebab, orang lain atau misalnya saudara-saudara kita di Aleppo, Rohingya atau bahkan Aceh tidak bisa mendapatkan nikmat/karunia yang kita dapatkan setiap harinya tersebut,” ujar Ibu Dhaniah. Kita, lanjutnya, hanya bisa mendoakan saudara-saudara kita sesama muslim tersebut agar senantiasa diberikan kekuatan dan kesabaran dalam menjalani ujian dari Allah.
Pada kesempatan kali itu, beliau juga menjelaskan tentang semangat akreditasi yang harus terus dijaga. Sebab, kata Ibu Dhaniah, selesainya proses penilaian akreditasi bukan berarti selesainya tugas bagi seluruh karyawan kaitannya dengan akreditasi. Bahkan, pekerjaan dan amanah yang diemban RS Islam Yogyakarta PDHI pun semakin berat. “Hal terpenting sekarang adalah bagaimana menjaga semangat akreditasi,” tegasnya.
Beberapa hal, kata Ibu Dhaniah, yang perlu dilakukan seluruh elemen RS Islam Yogyakarta PDHI untuk menjaga semangat akreditasi antara lain pertama, selalu mengingat bahwa lulus akreditasi berarti sebuah amanah. Artinya, bagaimana RS Islam Yogyakarta PDHI terus memberikan pelayanan yang terbaik dan terakreditasi (sesuai dengan standar yang ada).
“Kedua, jangan lupa memberikan pelayanan dengan benar-benar memuliakan pasien. Kita harus menerapkan konsep Bila Pasien Itu Saya (BPIS),” terang Ibu Dhaniah. Selanjutnya kita juga harus mengingat bahwa akreditasi adalah penentu aspek legal hukum rumah sakit. Keempat, kita juga harus mengingat bahwa pasien itu berhak menuntut jika kita memberikan pelayanan kesehatan di bawah standar yang ada. Selain itu, karyawan RS Islam Yogyakarta PDHI tentunya harus menanamkan dalam diri masing-masing bahwa bekerja untuk pasien/pengunjung adalah bagian dari ibadah.
Ada hal yang tak kalah penting dari beberapa kiat menjaga semangat akreditasi. “Hal itu adalah implementasi di masing-masing unit,” ujar Ibu Dhaniah. Artinya, apa yang telah didapatkan, dipelajari dan digiatkan dalam proses akreditasi harus benar-benar diimplementasikan (aplikasikan) di masing-masing unit di rumah sakit. Ini bertujuan agar memberikan layanan maksimal, berstandar, terakreditasi dan berkualitas bagi pasien.