
Oleh : dr. Lukluk Purbaningrum – Dokter Umum RS Islam Yogyakarta PDHI
Apakah bayi anda pernah mengalami kuning? Penyakit kuning bisa mengenai bayi baru lahir. Tanda-tanda bayi kuning yaitu kulit dan bagian putih mata si kecil berwarna kuning. Dalam bahasa kedokteran bayi kuning disebut jaundice atau icterus. Kulit bayi menguning karena kadar bilirubin (zat kuning) melebihi 5 mg/dl (hiperbilirubinemia). Bayi kuning biasanya dimulai dari tampaknya bagian putih mata yang menguning, bagian tubuh yang menguning diawali dari muka berlanjut ke badan kemudian ke bagian tangan dan kaki.
Bayi kuning ada yang bersifat berbahaya ada yang tidak. Bayi kuning biasanya mulai nampak pada hari ke dua atau ke tiga dan rata-rata mulai menghilang saat usia 2 minggu. Adapun penyebab umum bayi kuning yaitu kurangnya asupan ASI pada bayi ASI eksklusif yang biasa disebut Breastfeeding Jaundice. Biasanya ini disebabkan di awal kelahiran bayi asupan ASI kurang maksimal. Selain itu secara alami fungsi hati bayi belum sempurna dalam memproses sel darah merah. Breastfeeding jaundice tidak berbahaya, yang dibutuhkan hanya memperbanyak ASI untuk mendorong bilirubin keluar dari kotoran (feses) bayi.
Apabila bayi anda kuning kurang dari 24 jam setelah lahir maka hal ini perlu diwaspadai. Jika terjadi kondisi seperti ini perlu anda konsultasikan ke dokter. Bayi yang kuning kurang dari 24 jam kehidupan memerlukan pemeriksaan lanjutan. Penyebab bayi kuning ini di antaranya adalah karena kelahiran prematur, perbedaan golongan darah antara ibu dan bayi (ABO incompatible) serta cholestasis.
Bayi prematur belum bisa memproses bilirubin secepat bayi cukup bulan. Pada bayi premature juga minum lebih sedikit dan mencerna lebih lambat sehingga bilirubin yang terbuang melalui buang air juga sedikit.
Bila golongan darah ibu berbeda dengan bayi, bayi mungkin menerima antibodi dari ibu melalui plasenta yang menyebabkan sel darahnya memecah lebih cepat. Kondisi ini terjadi pada ibu yang memiliki golongan darah O dan anak selain O.
Cholestasis adalah suatu sindroma klinis yang disebabkan terganggunya aliran empedu ke usus. Kondisi ini menyebabkan penumpukan bilirubin yang seharusnya dapat dikeluarkan melalui buang air besar bayi.
Hal yang paling ditakuti dari kondisi bayi kuning adalah jika kadar bilirubin yang terlalu tinggi menembus otak dan menjadi racun bagi sel sel otak. Kondisi ini dinamakan bilirubin enselopati yang dapat menyebabkan kematian.
Bagaimana penanganannya?
Pada bayi kuning yang bersifat fisiologis (alami) penanganan yang paling tepat adalah pemberian ASI sebanyak mungkin. Anda bisa menyusui bayi dengan ASI sebanyak 8 hingga 12 kali dalam 24 jam. Jika bayi sudah mengalami kuning kurang dari 24 jam atau kuning muncul lebih dari 24 jam dan kuningnya sangat tampak sekali segera konsultasikan bayi anda ke dokter. Fototerapi bisa dilakukan jika kadar bilirubin sangat tinggi. Paparan sinarnya diketahui mampu membantu memecah bilirubin. Pada bayi kuning karena perbedaan golongan darah (ABO incompatible) bisa dilakukan tranfusi tukar.
Hal yang paling penting diperhatikan untuk mengetahui apakah bayi anda mengalami jaundice yaitu waktu munculnya kuning apakah kurang dari 24 jam atau lebih dari 24 jam. Bagian tubuh bayi mana saja yang terlihat kuning perlu diperhatikan, juga waktu menghilangnya warna kuning pada bayi. Selain itu kita perlu mengawasi perkembangan bayi, apakah bayi tampak sehat serta bagaimana perkembangan berat badannya. Janganlah segan untuk berkonsultasi dengan dokter.
Pentingnya memperhatikan kesehatan bayi (udoctor.id)
Kesehatan bayi mengatasi bayi kuning. (detik.com)
Bahayakah bayi kuning? (bearhug.id)