Cyber Hospital di RSIY PDHI

Cyber Hospital di RSIY PDHI

Oleh: Galih Aryo Utomo, S.Pd,T, Kepala Unit IT dan Kreatif RS Islam Yogyakarta PDHI.

Cyber Hospital menjadi tujuan pemanfaatan Informasi Teknologi (IT) di rumah sakit yang merambah di semua lini pelayanan rumah sakit. Penggunaan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIM RS) menjadi awal menuju Cyber Hospital karena masyarakat mulai beranjak ke era digital. Perubahan gerak masyarakat ke arah digital tersebut menuntut setiap institusi, termasuk rumah sakit untuk bisa mengimbangi dan memanfaatkan digitalisasi untuk pelayanan di setiap unit dalam rumah sakit.

SIM RS mengoptimalkan layanan menjadi aksesibility, efektif, dan efisien bagi petugas kesehatan maupun masyarakat. Karenanya, merupakan salah satu jawaban dari kebutuhan akan perkembangan teknologi informasi di Rumah Sakit. Dengan adanya SIM RS ini, rumah sakit mampu mengintegrasikan semua unit pelayanan sehingga mampu mendukung terselenggaranya pelayanan secara lebih transparan, efektif dan effisien, demi pelayanan yang optimal dan memuaskan masyarakat.

sumber: healthitsecurity,com

Namun begitu, pemanfaatan SIM RS di rumah sakit ini memiliki implikasi baik secara individu maupun secara interaksi antar individu. Di tingkat individu, SIM RS menciptakan perubahan mendasar dalam pemahaman setiap indivIdu (baik itu karyawan maupun pasien) tentang kesadaran kesehatan dengan pelayanan yang cepat dan efektif. Sedangkan di tingkat interaksi antarindividu, SIM RS merupakan wujud dunia baru yang terbentuk oleh jaringan komputer (sistem informasi) yang menghubungkan dua orang atau lebih dari tempat yang berbeda dan berjauhan.

Setidaknya ada tiga hal yang menjadi perhatian serius dalam upaya menuju Cyber Hospital di RS Islam Yogyakarta PDHI. Pertama, dari sisi internal yaitu petugas rumah sakit, Direksi, manajamen, medis, penunjang medis atau non medis. Petugas harus support dalam menerapkan digitalisasi. Mereka harus memahami bahwa kehadiran IT itu untuk mempermudah pekerjaan dan bukan menambah pekerjaan baru.

Sehingga, setiap petugas rumah sakit harus menyadari pentingnya digitalisasi dengan maksud dapat meringankan, mempermudah, tidak membebani kerja, sehingga akan menjadi kebutuhan. Karenanya, IT harus bisa optimal dalam membantu setiap aktivitas di rumah sakit, bahkan bisa memberikan petunjuk ataupun arahan agar dapat mengurangi kesalahan-kesalahan yang terjadi secara manual dan nantinya data yang dikumpulkan dapat menjadi penunjang keputusan medis.

Kedua, Cyber Hospital harus mampu menjawab kebutuhan pasien. Bagaimana IT yang dikembangkan di rumah sakit dapat menyapa pasien dengan mudah. RS Islam Yogyakarta PDHI sendiri sedang mengembangkan sebuah aplikasi mobile dengan nama GoRSIY. Dengan aplikasi ini, pasien mudah dalam melakukan pendaftaran, dan antrian poliklinik. Sehingga pasien dapat memperkirakan waktu pelayanan sehingga memperkecil antrian. Pasien bisa melihat riwayat penyakit dan kunjungan sehingga memudahkan tenaga medis di luar RS Islam Yogyakarta PDHI untuk melanjutkan perawatan seperti saat tiba-tiba jatuh sakit di luar kota atau saat beribadah haji di Makkah dengan melihat riwayat penyakit dan terapi, tenaga medis lain akan dengan mudah memberikan perawatan lanjutan.

Aplikasi ini bisa menjadi pengingat bagi pasien untuk minum obat dan waktu kontrol kembali. Bahkan aplikasi tersebut dirancang memiliki “Panic Button” sebagai menu cepat emergency. Ketika pasien menekan tombol tersebut dapat mengirimkan koordinat GPS yang nantinya akan memberitahu lokasi pasien kepada petugas rumah sakit untuk segera dapat ditolong.

Ketiga, Cyber Hospital  harus dapat mempermudah kerja sama dengan mitra rumah sakit. Seperti BPJS, Asuransi Swasta, Dukcapil, dll. Sehingga dapat memudahkan pihak ketiga dalam aktivitas pelayanan di rumah sakit sekaligus mempermudah masyarakat dalam pengurusan administrasi. Proses klaim asuransi BPJS pun sekarang sudah menggunakan digital klaim (file digital), di mana tidak lagi menggunakan berkas-berkas dalam bentuk kertas. Ini adalah salah satu wujud Cyber Hospital  dengan memanfaatkan kecanggihan IT di rumah sakit.

Selain aplikasi GoRSIY, tim IT RSIY PDHI sebenarnya tengah dalam proses pengembangan digitalisasi dan beberapa sudah mulai diterapkan. Di antaranya pendaftaran pasien sudah bisa diakses menggunakan ponsel pasien dan penyampaian kritik-saran sudah bisa diakses melalui mobile yang terintegrasi dengan e-mail Humas sehingga bisa ditangani secara langsung.

Kedepan InsyaAllah seluruh aktifitas baik pelayanan medis maupun non medis akan menggunakan IT, sehingga cita-cita sebagai Cyber Hospital akan tercapai. Disini peran unit IT bukan lagi hanya sebagai support system namun unit IT harus memiliki visi dan misi dalam mencapai tujuan organisasi dan aktif mengajak seluruh komponen pengguna baik petugas maupun masyarakat untuk dapat mengimplementasikan IT di rumah sakit. Tidak lagi Hardware (barang mati) yang diurus, namun juga harus menyiapkan software sebagai toolsnya dan mencerdaskan user (brainware) sebagai pelaku utama system.

Dimuat di Republika, Rabu, 16 Mei 2018.

0 Komentar