
Oleh: Susana Margayanti, A.Md. (Kepala Ruang Unit Hemodialisa RSIY PDHI)
Tidak sedikit orang tidak sadar akan tekanan darah yang dimilikinya. Tidak jarang pula, orang bahkan mengabaikan atau menyepelekan hipertensi yang dideritanya. Padahal, hipertensi merupakan induk beragam penyakit. Artinya, tak sedikit penyakit yang bermula dari hipertensi.
Menurut Joint National Comittee (JNC) VII, hipertensi adalah ketika seseorang memiliki tekanan darah > 140/90 mmHg. Tekanan darah 120-139 mmHg disebut pre hipertensi, sedangkan tekanan darah normal <120/<80 mmHg.
Ada beberapa gejala yang menandakan seseorang mengalami hipertensi yaitu tekanan darah > 140/90 mmhg, kepala pusing dan jantung berdebar-debar, meskipun sebagian besar hipertensi tidak bergejala, sehingga kadang seseorang tidak mengetahui bahwa dirinya mengidap hipertensi sampai timbulnya komplikasi.
Komplikasi penyakit yang bisa muncul setelah seseorang mengidap hipertensi adalah gangguan pada jantung, ginjal, otak dan mata. Misalnya saja, salah satu organ yang terkena adalah jantung. Pada hipertensi, kerja jantung menjadi lebih berat, yang ditunjukkan dengan denyut jantung yang kencang/berdebar-debar. Tekanan darah yang tinggi ini, akan membebani kerja jantung sehingga dapat membuat seseorang mengalami sesak nafas karena gagal jantung. Tekanan darah yang tinggi tidak terkontrol juga dapat menyebabkan stroke, kebutaan atau gagal ginjal yang mengharuskan pasien menjalani cuci darah secara rutin.
Mengingat komplikasi yang berat dari hipertensi, maka yang paling baik adalah mencegah agar kita tidak terkena hipertensi, dengan cara memperbaiki pola hidup dengan pola hidup sehat yaitu menghindari makanan/junk food yang tinggi lemak dan garam, menjaga berat badan ideal, menghentikan rokok dan alkohol, merutinkan olahraga, serta yang terpenting adalah memberikan waktu tubuh untuk berelaksasi untuk mengurangi stress psikologis.
Bagi seseorang yang sudah mengidap hipertensi, maka hal-hal tersebut di atas harus tetap dijaga untuk mencegah terjadinya komplikasi lebih lanjut pada organ lain. Selain itu seseorang yang sudah terdiagnosa hipertensi umumnya harus terus minum obat anti hipertensi sambil terus dimonitor dan dikontrol tekanan darahnya, hal ini yang sering ditakutkan oleh seorang penderita hipertensi. Kebanyakan orang mengkhawatirkan obat-obatan itu akan berefek ke ginjal sehingga menyebabkan gagal ginjal, padahal yang terjadi adalah sebaliknya, ketika tekanan darah tinggi terus menerus maka akan menyebabkan kerusakan ginjal, bahkan sampai gagal ginjal.
Pencegahan hipertensi sejak dini lebih baik karena meminimalkan komplikasi yang akan terjadi. Sayangi diri, keluarga dan sahabat anda dari bahaya hipertensi.
dimuat di Klinik Kesehatan, Harian Republika, Rabu, 4 Oktober 2017.