
Karyawan RSIY PDHI diminta bijak dan cerdas dalam menggunakan komputer yang terhubung langsung dengan layanan internet. Ini dilakukan agar terbangun kesadaran kita terkait keamanan jaringan internet yang digunakan. Kepala unit IT dan Kreatif, Galih Aryo Utomo, S.Pd.T, menyampaikan itu beberapa waktu yang lalu.
Galih mengisahkan, beberapa komputer pelayanan kemarin pernah mengalami down system yaitu komputer mengalami nyala-mati. Di pelayanan, semua komputer terhubung dalam satu jaringan. Bila ada satu komputer yang terkena virus, maka ia akan menyebar ke computer lainnya. “Maka kita perlu menanamkan kesadaran tentang keamanan jaringan internet dengan menggunakannya secara cerdas dan bijak,” tegasnya.

Kepala Unit IT dan Kreatif, Galih Aryo Utomo, S.Pd. T, sedang menyampaikan arahannya pada apel Senin.
Ancaman virus yang menimpa jaringan internet ini terjadi karena dua faktor, ekternal dan internal. Faktor ekternal di antaranya adalah serangan hacker. Serangan hacker ini serangan terberat, karena langsung merusak atau mengambil data di internet. Selain itu ada juga serangan malware. Galih menjelaskan, serangan malware tersebut sebenarnya sudah terdeteksi oleh browser seperti chrome saat kita akan mendownload sesuatu tapi kita tetap melanjutkannya. “Akhirnya malware itu masuk menyerang ke sistem di komputer. Tiba-tiba komputer menjadi lambat, banyak iklan muncul dan lainnya,” jelas Galih.
Sedangkan untuk faktor internal, yaitu user atau pengguna itu sendiri. Galih menyarankan kepada karyawan agar jangan sampai menjadi stupidy user. Mereka hanya tahu menggunakan saja tetapi tidak mengerti apa-apa tentang ancaman di internet. Misalnya, ada email masuk kemudian penasaran akhirnya dibuka ternyata sedang terancam virus. Bisa jadi tiba-tiba terinstall sesuatu padahal tidak pernah merasa menginstanll, karena kecerobohannya mengklik sesuatu di internet. “Jika tidak tahu, sebaiknya jangan sembarangan mengklik atau menginstall sesuatu yang tidak dibutuhkan untuk menjaga dari ancaman virus,” jelasnya.
Untuk menanggulangi hal tersebut, Galih menerapkan beberapa hal untuk menjaga jaringan internet dari ancaman-ancaman semacam itu. Pertama, ia membatasi akses internet di komputer-komputer layanan hanya untuk keperluan pelayanan rumah sakit saja. Ini dilakukan agar komputer di layanan tidak digunakan untuk keperluan pribadi atau lainnya di luar layanan yang dapat mengancam sistem itu sendiri. “Untuk keperluan mengakses social media atau akun pribadi, kita menyediakan wifi yang bisa diakses melalui smartphone,” terangnya.
Kedua, mengganti sistem secara bertahap dari Microsoft ke Linux. Untuk beberapa komputer di pelayanan, kita secara bertahap akan mengganti system operasinya dengan menggunakan Linux agar bebas dari ancaman virus yang mengancam. “Memang ini butuh edukasi lebih lanjut karena tidak biasa, namun seriring waktu kita pasti akan terbiasa menggunakannya,” kata Galih.
Ketiga, menggunakan cloud internal untuk mengirim data atau laporan antar. Cloud ini bisa diakses setiap unit dengan komputer masing-masing atau smartphone yang terhubung dengan jaringan internal RSIY PDHI. “Di cloud ini lebih aman dan kita lebih bertanggangjawab dalam menjaga keamanannya,” kata Galih.