Mengetahui Bagaimana Perjalanan Obat Dalam Tubuh Kita

Mengetahui Bagaimana Perjalanan Obat Dalam Tubuh Kita

Oleh : Dhaniah El Fitri, S.Si., Apt. (Manager Penunjang Medis RS Islam Yogyakarta PDHI)

            Ketika kita sakit, biasanya kita minum obat. Pernahkah kita membayangkan, setelah kita minum bagaimanakah perjalanan atau nasib obat dalam tubuh kita? Apakah yang dialami obat sampai menimbulkan efek pengobatan? Lalu bagaimana obat dikeluarkan dari tubuh kita?

                    Obat adalah setiap zat kimia yang dapat mempengaruhi proses hidup. Untuk mempelajari pengaruh obat pada manusia, obat dicobakan dulu pada hewan dan manusia, lalu dipelajari efeknya dalam farmakologi eksperimental.

                   Obat yang masuk dalam tubuh kita,melalui berbagai cara pemberian, umumnya akan mengalami absorbsi, distribusi dan pengikatan untuk sampai ditempat kerja dan menimbulkan efek. Kemudian, dengan atau tanpa biotransformasi (metabolisme) obat diekskresi dari dalam tubuh keluar. Seluruh proses ini disebut proses farmakokinetik.

Absorbsi

              Absorbsi merupakan proses penyerapan obat dari tempat pemberian, menyangkut kelengkapan dan kecepatan proses tersebut. Absorbsi obat dipengaruhi oleh banyak hal, yakni faktor obat, faktor penderita dan interaksi dalam absorbsi di saluran cerna.

            Absorbsi, berkaitan dengan bioavailabilitas (kadar obat dalam darah) yaitu jumlah obat dalam persen terhadap dosis, yang mencapai sirkulasi sistemik (masuk ke pembuluh darah) dalam bentuk utuh, karena tidak semua obat yang diabsorbsi dari tempat pemberian akan mencapai sirkulasi sitemik. Kadar obat dalam darah dipengaruhi terutama oleh dosis obat.

                 Absorbsi obat di saluran cerna, pada umumnya terjadi secara difusi pasif, karena itu absorbsi mudah terjadi jika obat dalam bentuk non ion dan mudah larut dalam lemak. Absorbsi obat di usus halus, selalu lebih cepat dibandingkan di lambung karena permukaaan usus halus yang lebih luas. Ada tidaknya makanan juga akan mempeengaruhi absorbsi obat. Pada pemberian obat secara oral (diminum melalui saluran pencernaan bukan disuntikkan), kecepatan absorbsinya juga ditentukan oleh kecepatan disintegrasi dan disolusinya, sehingga tablet yang dibuat oleh pabrik yang berbeda dapat berbeda pula bioavailabilitasnya

               Absorbsi obat juga dapat terjadi di mukosa mulut dan rectum, maka ada obat tertentu yang pemberiannya secara sublingual (dihisap dibawah lidah). Pemberian obat secara suntikan tidak mengalami tahap absorbsi, karena obat langsung masuk ke pembuluh darah, sehingga kadar obat dalam darah dapat dicapai lebih cepat.

Distribusi

            Setelah diabsorbsi, obat akan didistribusi ke seluruh tubuh melalui sirkulasi darah. Selain tergantung pada aliran darah, distribusi obat juga dipengaruhi oleh sifat fisika-kimianya.

             Distribusi obat dibedakan atas dua fase berdasarkan penyebarannya di dalam tubuh. Distribusi fase pertama, terjadi segera setelah penyerapan, yakni ke jantung, hati, ginjal dan otak. Selanjutnya distribusi fase kedua, jauh lebih luas, yaitu mencakup jaringan otot, visera, kulit dan jaringan lemak. Distribusi ini baru mencapai keseimbangan setelah waktu yang cukup lama.

             Pada saat proses distribusi inilah obat terdistribusi sampai kedalam sel dan menimbulkan efek obat. Efek obat timbul karena interaksi obat dengan reseptor pada sel. Interaksi obat dengan reseptor inilah yang mencetuskan perubahan biokimiawi dan fisiologi yang merupakan respon khas untuk obat tersebut.

           Distribusi obat juga dipengaruhi oleh ikatan protein plasma. Dalam darah, obat berada dalam bentuk bebas atau terikat dengan protein sebelum mencapai organ target. Pengikatan obat oleh protein akan berkuarang pada kasus malnutrisi karena adanya defisiensi protein, demikian juga jika kita mimum susu bersamaan dengan obat akan mempengaruhi pengikatan obat dengan protein.

obat

Bagaimana perjalanan obat dalam tubuh kita? (obatherbalmedikal.com)

Metabolisme obat (biotransformasi)

           Biotransformasi atau metabolisme obat merupakan proses perubahan struktur kimia obat yang terjadi di dalam tubuh dan dipengaruhi oleh enzim. Pada proses ini molekul obat diubah menjadi kurang larut dalam lemak dan lebih mudah larut dalam air sehingga lebih mudah dikeluarkan (ekskresi). Sebagian proses metabolism obat terjadi di hati, dan pada umumnya obat sudah dalam bentuk tidak aktif jika sampai di hati. Kecepatan metabolisme obat tiap orang berbeda-beda, tergantung pada faktor genetik, usia, penyakit yg menyertai dan interaksi antara obat-obatan.

Ekskresi

            Selanjutnya obat akan diekskresi, atau dikeluarkan dari tubuh melalui berbagai organ ekskresi dalam bentuk metabolit hasil biotransformasi maupun dalam bentuk asalnya. obat dalam bentuk metabolit polar, diekskresi lebih cepat daripada obat yang larut lemak, kecuali dalam ekskresi melalui paru.

         Ginjal merupakan organ ekskresi yang terpenting, sehingga ekskresi obat melalui ginjal menurun pada gangguan fungsi ginjal sehingga dosis obat perlu diturunkan atau jarak pemberian obat yang diperpanjang. Ekskresi obat juga terjadi melalui keringat, liur, air mata, air susu dan rambut, tapi dalam jumlah yang relatif kecil. Begitulah perjalanan obat yang kita konsumsi di dalam tubuh. Semoga memberi wawasan dan bermanfaat.

 

0 Komentar