
Oleh : Siti Marfuah, A. Md (Koordinator Laboratorium RS Islam Yogyakarta PDHI)
Tes urine atau yang disebut urinalisa adalah pemeriksaan terhadap urine pasien yang bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya zat-zat yang biasa berada di urine dan berapa kadarnya. Pemeriksaan terhadap sampel urine ini telah dikenal sejak lama dalam bidang kedokteran. Bahkan, pemeriksaan ini juga telah cukup dikenal masyarakat umum.
Tes urine termasuk pemeriksaan sederhana karena proses pemeriksaan yang mudah dan relatif murah. Kandungan yang terdapat dalam urine antara lain adalah sisa-sisa metabolisme, sisa-sisa meterial obat yang dikonsumsi, sisa cairan dan elektrolit yang berfungsi sebagai penyeimbang cairan yang tidak lagi dibutuhkan tubuh. Di dalam urine juga didapatkan gambaran status asam/basa cairan di kandung kemih.
Kendati hanya pemeriksaan sederhana, urinalisa mampu menggambarkan kondisi klinis dalam banyak hal. Ada banyak gambaran yang dapat diperoleh dari pemeriksaan urine yang berkaitan dengan status fungsi ginjal seseorang antara lain : gejala Uraemia (muntah, lethargy/lemas) , Disorders of Micturation (frekuensi buang air kecil yang abnormal, kesulitan buang air kecil), Disorders of Urine volume (sangat sering, banyak, atau tidak bisa buang air kecil), Alterations in urine composition (haematuria/buang air kecil berdarah, proteinuria/protein di urine, bacteria/bakteri di urine, leukocyturia/ sel darah putih di urine)
Ada beberapa indikasi pada pasien sehingga seorang klinisi membutuhkan hasil pemeriksaan urine untuk membantu penegakan diagnosis beberapa penyakit antara lain infeksi saluran kemih (ISK) di mana kandungan nitrit meningkat, ditemukan jumlah sel darah putih yang meningkat, bakteri yang berkembang di saluran kemih sangat banyak melebihi flora normal dan semua hal tersebut biasanya menyebabkan bau urine lebih menyengat dan berbau busuk.
Gangguan metabolisme seperti penyakit diabetes serta berbagai jenis penyakit ginjal seperti penyakit glumerulo nefritis, syndrom nefrotik, pielonefritis juga dapat dibantu dengan pemeriksaan urine.
Dalam pemeriksaan urine ada pemeriksaan kimia urine yang terdiri dari beberapa reaksi kimia, yaitu : pH, Glukosa, protein, benda keton, urobilinogen, bilirubin, ada juga cek BJ (berat jenis). Semua pemeriksaan tersebut mengandung makna yang berarti bagi diagnosa suatu penyakit. Sebagai contoh, pemeriksaan BJ yang dapat memberi petunjuk dalam hal kemampuan fungsi ginjal dalam memekatkan urine. Urine normal memiliki BJ 1.003-1.030. bila BJ berkurang bisa menggambarkan penyakit diabetes insipidus, kerusakan tubulus sampai glumerulus. Jika BJ bertambah bisa mengarah pada gambaran penyakit diabetes mellitus, decompensatio cordis (gagal jantung), muntah dan diare.
Selain pemeriksaan kimiawi urine juga diperiksa dengan pemeriksaan sedimen urine, yang melihat antara lain jumlah leukosit, jumlah eritrosit, ada tidaknya silinder, epithel, bakteri, kristal urine. Semua zat tersebut sangat memberi arti dalam penegakan diagnosa penyakit pasien.
Urine yang normal berwarna kuning muda, volume normal antara 750-2000 ml/hari, minimal dibuang 500 ml/hr, jika volume urine <400 ml maka disebut oligouri dan jika < 100 ml maka disebut anuri. Jika volume berlebih namanya poliuri. Berkurangnya volume urine bisa disebabkan oleh berkurangnya pemasukan cairan, ada proses kehilangan cairan, gangguan ginjal, sumbatan mekanik di saluran kemih. Sedangkan jika volume urine bertambah bisa disebabkan oleh pemasukan cairan yang berlebih, pemberian obat diuresis, kecemasan, beberapa penyakit seperti diabetes.
Begitulah penjelasan mengenai pemeriksaan urin. Meskipun simpel, pemeriksaan yang satu ini memberikan gambaran yang cukup efektif sebagai penegakan diagnosa pasien. Melihat pentingnya arti dari hasil pemeriksaan urine dan pengerjaannya relatif sederhana maka tidak jarang para klinisi menganjurkan pada pasiennya untuk melakukan pemeriksaan urine ini. Ya, tes urin adalah sebuah pemeriksaan yang murah, sederhana namun penuh makna.

Urinalisa, sederhana tapi penuh makna! (blogspot.com)

Urinalisa (wordpress.com)