Pencegahan Penyakit ISPA Pada Balita

Pencegahan Penyakit ISPA Pada Balita

Oleh : dr. Lukluk Purbaningrum (Dokter Umum RS Islam Yogyakarta PDHI)

Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) adalah penyakit saluran pernapasan akut yang disebabkan oleh agen infeksius yang ditularkan dari manusia ke manusia. Timbulnya gejala biasanya cepat, yaitu dalam waktu beberapa jam sampai beberapa hari. Gejalanya meliputi demam, batuk, dan sering juga nyeri tenggorokan, pilek, batuk, atau kesulitan bernapas. Penyakit ISPA mempunyai gejala yang ringan sampai  berat, jika memberat bisa menyebabkan pneumonia yang menyebabkan kematian.

            ISPA pada balita sangat sering terjadi. Peran aktif keluarga dalam menangani ISPA sangat penting, karena penyakit ISPA merupakan penyakit yang sangat sering terjadi dalam kehidupan keluarga. Hal ini perlu mendapatkan perhatian serius, karena biasanya keluarga menganggap ISPA pada balita merupakan penyakit biasa yang sering timbul dan tidak berbahaya serta bisa menghilang dengan sendirinya. Padahal ISPA merupakan penyakit berbahaya karena bila keluarga membiarkan saja anaknya terkena ISPA dan tidak memberikan perawatan yang baik, dapat mengakibatkan penyebaran infeksi yang lebih luas, sehingga akhirnya infeksi menyerang saluran nafas bagian bawah dan selanjutnya akan menyebabkan radang paru-paru atau penumonia yang sangat berbahaya dan menyebabkan kematian.

Keluarga sebagai bagian inti dari masyarakat merupakan unsur yang sangat penting dalam upaya menurunkan angka kematian dan kesakitan akibat ISPA terutama pneumonia. Adapun upaya pencegahan yang dapat dilakukan oleh keluarga agar balita tidak terkena penyakit ISPA diantaranya adalah

  1. Menjaga kondisi lingkungan yang bersih dan sehat,

Infeksi saluran nafas akut menyebar melalui batuk dan air liur, oleh karena itu anak-anak sebaiknya tidak dibiarkan bersama dengan orang yang sedang menderita batuk pilek. Selain itu keadaan rumah juga sangat mempengaruhi kejadian ISPA. Keadaan ventilasi rumah sangat berkaitan dengan kejadian ISPA.

Fungsi ventilasi adalah untuk menjaga agar aliran udara di dalam rumah tetap segar, sehingga keseimbangan oksigen yang diperlukan tetap terjaga. Kurangnya ventilasi menyebabkan kurangnya oksigendan meningkatnya kadar karbondioksida di dalam rumah yang bersifat racun bagi penghuninya. Selain ventilasi, paparan asap rokok dan debu harus diperhatikan. Asap rokok dan debu dapat mengakibatkan peradangan pada saluran pernapasan, memicu keluarnya lender dan menurunkan daya tahan tubuh.

  1. ASI eksklusif

ASI mengandung antibodi yang penting dalam meningkatkan kekebalan tubuh. Berdasarkan departemen kesehatan dan Unicef, bayi yang diberi susu botol atau susu formula rata-rata mengalami dua kali lebih banyak serangan pneumonia dibanding bayi yang mendapatkan ASI.

Penelitian di Kanada membuktikan bahwa ASI melindungi bayi terhadap infeksi saluran nafas dalam 6 bulan pertama kehidupan. Nilai gizi ASI yang lebih tinggi dan adanya antibodi, sel-sel leukosit serta enzim dan hormone melindungi bayi terhadap berbagai infeksi.

  1. Imunisasi Lengkap

Imunisasi adalah upaya pemberian antigen yang bertujuan untuk mengaktivasi kekebalan di dalam tubuh anak atau bayi sehingga terhindar dari penyakit atau penyakit berat yang mungkin timbul. Berdasarkan departemen kesehatan, pemberian immunisasi campak yang efektif dapat mencegah 11 % kematian balita akibat pneumonia dan dengan immunisasi DPT 6 % kematian akibat pneumonia dapat  dicegah.

  1. Rajin ke Posyandu

Dalam kegiatan posyandu terdapat beberapa kegaiatan yang bermanfaat diantaranya kegiatan timbang berat badan balita. Pada balita dengan berat badan kurang dari yang seharusnya akan beresiko terkena beberapa penyakit. Penyakit yang paling sering adalah ISPA. Kegiatan bermanfaat lainnya adalah penyuluhan.

Penyuluhan kesehatan sering dilakukan dalam acara posyandu. Dengan mengikuti penyuluhan, misalnya penyuluhan tentang ISPA masyarakat menjadi tahu apa saja tanda dan gejalanya serta bagaimana pencegahannya.

SAM_5722

Artikel kesehatan ini bisa diakses di Harian Republika, Edisi Rabu, 1 Februari 2017 halaman 22.

0 Komentar