Pengajian Penutup Ramadhan 1437 H, Iblis Menggoda Dari Berbagai Penjuru

Pengajian Penutup Ramadhan 1437 H, Iblis Menggoda Dari Berbagai Penjuru

Sesekali terdengar tawa para karyawan dari Masjid Multazam RS Islam Yogyakarta PDHI (2/7). Namun terkadang, raut wajah yang khidmat dan antusias pun ditunjukkan para karyawan. Pagi itu, seluruh karyawan RS Islam Yogyakarta PDHI tengah mengikuti Pengajian Rutin Sabtu Pagi. Pengajian bertema Godaan Iblis itu menjadi Pengajian Penutup Edisi Ramadhan 1437 H bagi karyawan RS Islam Yogyakarta PDHI.

Kali itu, materi pengajian dibawakan oleh Ustadz Abdullah Sunono. Beliau menyampaikan tema berjudul Puasa dan Godaan Iblis. Menurut beliau, kemarahan dan kebencian iblis kepada manusia sudah pada puncaknya. Sebab, iblis merasa dialah yang paling cocok untuk dapat menjadi khalifah di bumi. Selain terlebih dahulu diciptakan Allah, iblis juga merasa lebih sempurna karena diciptakan dari api. Sementara manusia, hanya dari tanah. “Namun, Allah berkehendak Adam AS (manusia) yang menjadi khalifah di bumi. Iblis murka, dia menolak bersujud pada Adam sesuai perintah Allah dan meminta penangguhan umur untuk menggoda anak cucu Adam (manusia) hingga hari Kebangkitan,” papar Ustadz Abdullah.

Untuk itulah, lanjutnya, iblis menggoda kita dari berbagai penjuru yakni dari depan, belakang, kanan dan kiri. Menurut Ibnu Abbas dan Qatadah, godaan iblis yang berasal dari depan bermakna bahwa iblis membisikkan bahwa hari depan (kiamat, hari kebangkitan, akhirat, surga dan neraka) itu tidak ada. “Iblis menggoda kita agar kita tidak percaya tentang adanya pahala, minimal ragu dengan adanya surga maupun neraka,” terangnya.

Sementara godaan dari belakang berarti iblis menggoda manusia untuk menjadikan kita mencintai dunia (hedonis), seolah dunia dan hal-hal yang bersifat duniawi itu indah. “Makanya, janganlah kalian mengoleksi harta semata, karena hal itulah yang perlahan membuatmu terlalu cinta dunia,” kata Ustadz Abdullah. Parahnya, jika sudah terlalu cinta dunia, maka seseorang yang sudah tergoda iblis, dia merasa bahwa hartanya bisa menyelamatkannya.
“Godaan iblis dari kanan berarti iblis menjadikan kita saat melihat kebaikan itu terasa berat, enggan melakukan amal sholeh dan kebaikan,” papar beliau. Inilah yang menjadikan manusia seringkali seolah-olah berat, terhalang dan sulit melakukan kebaikan.

Sementara godaan dari kiri, artinya godaan iblis membuat amal buruk, maksiat selalu tampak indah, menyenangkan dan enak dilakukan. Inilah yang membuat manusia akan terus digoda dari berbagai sisi tersebut hingga hari akhir nanti.

“Ada pengecualian bagi orang yang tidak bisa digoda iblis, yakni kecuali hamba-hamba Allah yang mukhlas,” ujar beliau. Hal tersebut tertuang dalam QS Hijr : 39 – 40, bahwasanya ada golongan orang yang senantiasa berbuat baik, ikhlas dan telah menjadi sebuah kebiasaan. Beliau berharap, semoga puasa Ramadhan beserta seluruh amal ibadahnya, bisa menghantarkan kita hamba-hamba yang jauh dari godaan iblis. Amin

0 Komentar