PENGENDALIAN DIABETES MELITUS MELALUI PEMERIKSAAN HbA1C

PENGENDALIAN DIABETES MELITUS MELALUI PEMERIKSAAN HbA1C

Oleh : Siti Marfu’ah, A.MK. (Koordinator Laboratorium RS Islam Yogyakarta PDHI)

Pernah datang seorang pasien dengan keluhan berkurangnya ketajaman penglihatan (rabun) padahal ia masih muda, badan semakin kurus padahal akhir akhir ini ia malah termasuk orang yang nafsu makannya tinggi.  Dianjurkanlah ia untuk periksa HbA1C, dan ternyata ia terdiagnosa mengidap Diabetes Melitus (DM) atau kencing manis.

Ada pula pasien yang rutin periksa gula darah tiap bulan tetapi tetap saja obat yang diminumnya setiap hari tidak juga berhasil menurunkan kadar gulanya menjadi normal, apa yang salah? Diet sudah dijalani dengan tertib, olahraga juga sudah, obat juga tidak pernah terlambat kenapa masih juga tinggi  kadar gulanya? Dan inilah kasus yang tersering dijumpai pada penderita DM. Apa yang harus dilakukan? Selain melakukan cek gula darah rutin, mari kita coba berkenalan dengan pemeriksaan yang satu ini.

Apa itu HbA1C ?

HbA1c adalah zat yang terbentuk dari reaksi kimia antara glukosa dan hemoglobin (bagian dari sel darah merah). HbA1c yang terbentuk dalam tubuh akan disimpan dalam sel darah merah dan akan terurai bersamaan dengan lamanya umur sel darah merAh tersebut yaitu 120 hari, Sehingga HbA1c menggambarkan konsentrasi gula darah rata-rata selama periode 1-3 bulan. Jumlah HbA1c yang terbentuk sesuai dengan konsentrasi gula darah.

Perbedaan Pemeriksaan HbA1c & Glukosa Darah

Pemeriksaan glukosa darah puasa dan 2 jam setelah makan hanya dapat mencerminkan konsentrasi glukosa darah pada saat diukur saja dan sangat dipengaruhi oleh makanan, olahraga dan obat yang baru dikonsumsi. Jadi, tidak menggambarkan pengendalian diabetes jangka panjang (± 3 bulan). Meski demikian, pemeriksaan glukosa darah tetap diperlukan dalam pengelolaan diabetes, terutama untuk mengatasi permasalahan yang mungkin timbul akibat perubahan kadar glukosa darah secara mendadak, missal hiperglikemi atau hipoglikemi yang drastis yang dapat mengancam jiwa.

Sedangkan pemeriksaan HbA1c menggambarkan kadar gula darah rata-rata dua atau tiga bulan yang lalu; bukan kadar gula darah saat ini. Itulah sebabnya pemeriksaan ini sering digunakan untuk menilai keberhasilan kontrol diabetes. Dengan kata lain HbA1C dapat digunakan sebagai pengendali atau pemantau keberhasilan pengobatan DM. Semakin tinggi nilainya berarti kontrol gula darah buruk dan kemungkinan komplikasi semakin tinggi.

Apa makna hasil pemeriksaan HbA1c ?

–   Nilai HbA1c < 6.5 % berarti kendali diabetes baik.

–   Nilai HbA1c 6.5 – 8 % berarti kendali diabetes sedang.

–   Nilai HbA1c > 8 % berarti kendali diabetes buruk.

 Nilai antara 6 sampai 6,5% menunjukkan keadaan prediabetes. Penderita diabetes yang tidak terkontrol dalam waktu yang lama biasanya memiliki kadar HbA1c lebih dari 9 persen. Sedangkan target pengobatan adalah kadar HbA1c sebesar 7 persen atau kurang.  Penyandang DM harus menjaga agar konsentrasi glukosa darahnya terkendali dengan baik untuk mencegah timbulnya komplikasi di kemudian hari. Selain dengan pengaturan pola makan, olahraga dan pengobatan,maka dianjurkan melakukan pemeriksaan HbA1C selain juga pemeriksaan gula darah rutin.

Pemeriksaan HbA1C dapat dilakukan di RS Islam Yogyakarta PDHI dengan harga terjangkau. Alhamdulillah, saat ini di RS Islam Yogyakarta PDHI telah dibentuk Klub Pasien Diabetes Melitus (DM). Klub DM ini berfungsi untuk memudahkan pasien dalam mendapatkan informasi atau semacam konseling terkait pemantauan keberhasilan pengobatan DM. Siapapun juga bisa bergabung dengan Klub DM RS Islam Yogyakarta PDHI. Semoga tulisan ini dapat membantu pembaca semua. Amiin.

Periksa diabetes melitus sejak dini. (glucoblockcapsule.com)

 

0 Komentar