
Pagi itu suasana aktivitas di RS Islam Yogyakarta PDHI tampak seperti hari-hari biasanya. Namun tiba-tiba, suara alarm berbunyi di Unit Gizi dan disusul di bangsal-bangsa perawatan. Ternyata telah terjadi ‘kebakaran’ besar. Beberapa saat kemudian, tim medis membawa keluar puluhan korban yang ‘terluka’. Mereka berlarian mengevakuasi korban yang terluka menuju titik kumpul yang aman.
Suasana tampak mencekam, suara teriakan di mana-mana. Suara siren ambulanspun berbunyi bertalu-talu, menambah suasana yang menegangkan. Sementara tim lainnya sibuk mendirikan tenda gawat darurat. Korban yang terluka pun dibawa ke tenda darurat. Korban terus berdatangan dan mobil ambulans yang membawa korban dari gedung UGD pun datang membawa korban.
Kejadian tersebut hanyalah simulasi tanggap darurat bencana kebakaran yang diselenggarakan oleh Tim Hospital Disaster Plan (HDP) RSIY PDHI di RS setempat, Sabtu, (19/8). Team Leader HDP RSIY PDHI dr. Rengganis Prastami Mumpuni mengatakan simulasi tanggap bencana tersebut sudah semestinya dilakukan. Simulasi ini merupakan bagian dari tanggap darurat rumah sakit.
“Tujuannya adalah untuk meningkatkan kesiapsiagaan seluruh elemen rumah sakit jika sewaktu-waktu terjadi bencana kebakaran. Apalagi, bencana memang tidak pernah dapat diprediksi dan dapat terjadi kapanpun,” katanya.
Menurut dr. Rengganis, kesiapsiagaan ini penting mengingat sifat bencana yang tidak bisa diprediksi dan bisa terjadi kapan saja. Menurutnya, secara SPO, kita sudah memilikinya namun bagaimana tingkat pemahaman sejauh ini dan aplikasinya belum bisa dilihat. “Dengan simulasi ini, kita bisa melihat sejauh mana kesiapan dan kesigapan tim bila bencana benar-benar terjadi di lapangan,” ujarnya.
Selain itu, simulasi tanggap darurat bencana kebakaran ini juga bertujuan untuk mengurangi jumlah korban dan penanganan yang tepat saat melakukan evakuasi pasien. “Dengan simulasi ini, kami berharap RSIY PDHI menjadi salah satu rumah sakit yang siap dan sigap dalam menghadapi bencana,” kata dr. Rengganis.