
Oleh: Ust. Haris Jaya Dipraga S.Pd.I (Bina Rohani Islam RSIY PDHI)
Hijrah atau kepindahan Nabi Muhammad SAW dari Mekah ke Madinah merupakan tonggak besar Islam dalam membangun peradaban yang rahmatan lil ‘aalamiin. Dalam hal ini, kontekstualisasi pada era global adalah bagaimana umat Islam tidak hanya berkutat dan sibuk dengan urusan agama. Akan tetapi lebih dari pada itu, bagaimana umat Islam mampu dan bisa meningkatkan segala potensi dan sumber daya yang ada agar membuat umat sejahtera. Sehingga pada gilirannya, persoalan peningkatan kesehatan umat akan bisa diimplementasikan.
Pada permasalahan ini, titik tekannya pada peningkatan kesehatan umat adalah bagaimana umat Islam bisa menjaga kondisi kesehatan dirinya dan menerapkan pola hidup sehat sebagaimana salah satu contoh yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW. Kita harus menjaga kebersihan baik pada tubuh, makanan, tempat tinggal maupun lingkungan, menjaga kesucian jiwa dan raga, serta gemar berolahraga (renang, berlari, memanah, berkuda) dan lain sebagainya.
Semangat tahun baru Islam bagi umat Islam pada hakikatnya adalah bagaimana kita mengikuti semangat Nabi Muhammad SAW dalam menjalankan misinya. Keberhasilan misi Nabi kita, merupakan totalitas kerja keras, kerja cerdas, kerja ikhlas beliau dan para sahabatnya yang selalu meminta dan mengharap bimbingan dan pertolongan dari Allah SWT. Sebagai umat Nabi Muhammad SAW, hendaknya kita bisa mengambil intisari dan kesimpulan bagaimana rahasia keberhasilan Nabi dalam mewujudkan misinya tersebut namun tidak ada rasa menyombongkan diri atas keberhasilannya.
Melihat persoalan masyarakat kita di negeri ini, peningkatan kesehatan umat merupakan Pekerjaan Rumah (PR) kita bersama. Tidak dipikul oleh pemerintah saja, tetapi semua unsur masyarakat yang ada harus tahu dan mau terlibat besama-sama. Oleh karena itu, maka kita harus mengikuti konsep bagaimana rahasia Nabi kita dalam keberhasilan hijrahnya. Maka PR peningkatan kesehatan umat tersebut akan bisa berhasil.
Beberapa PR yang dimaksud di atas antara lain sebagai berikut : Bagaimana agar masyarakat mau membiasakan diri terhadap perilaku hidup sehat dari mulai permasalahan seperti memilih makanan yang halal dan thoyib (bersih dan sehat), dan membiasakan cuci tangan sebelum makan.
Bagaimana agar ibu-ibu hamil mau secara rutin mengecekkan kandungannya dan mau memperhatikan kondisi asupan gizi seimbang untuk bayinya. Dalam hal ini suami juga agar selalu siap antar jaga(SIAGA) untuk mengantarkannya.
Bagaimana agar ibu-ibu menyusui mau ikhlas memberi ASI terhadap bayinya selama 2 tahun. Kalau tidak 2 tahun, minimal pemberian ASI selama 6 bulan tanpa dicampur dengan apapun (ASI eksklusif).
Bagaimana agar masyarakat tidak lagi membuang kotoran atau sampah pada saluran air yang mengalir dengan sembarangan, akan tetapi membuang sampah pada tempat yang telah disediakan.
Bagaimana agar pemuda-pemudi mau menghindari pergaulan bebas, rokok, narkoba atau obat-obatan terlarang dan minuman keras, sehingga bisa hidup sehat tidak terjangkit atau tertular penyakit atau virus yang berbahaya dan mematikan.
Bagaimana agar masyarakat mau mempraktikkan pola hidup sehat. Tidak hanya sekedar jargon, simbol, doktrin, atau motto belaka. Namun perlu adanya aksi nyata, langkah nyata dari kesadaran masyarakat.
Demikian beberapa hal peningkatan kesehatan umat sekarang ini yang perhatian dan penanganan khusus dari semua unsur dan pihak, baik yang berwenang maupun yang berkepentingan. Semoga dengan spirit tahun baru Islam, kita sadar, mau dan mampu untuk mencoba mempraktikkan apa yang telah diuraikan di atas. Demi kesehatan diri, keluarga dan lingkungan yang lebih berkualitas.
Selamat Tahun Baru Islam ke- 1439 H mudah-mudahan seluruh umat Islam diberi kekuatan, kemampuan dan semangat untuk membangun peradaban yang lebih maju dan unggul agar bisa menunjukkan eksistensi dan karakter dirinya sebagai umat yang madani, modern dan rahmatan lil ‘aalamiin.
Dimuat di Harian “Republika” bagian Klinik Kesehatan, Rabu, 27 September 2017.