
Oleh : dr. Lukluk Purbaningrum (Dokter Umum RS Islam Yogyakarta PDHI)
Sunat atau sirkumsisi biasanya dikaitkan dengan kebiasaan budaya atau agama, padahal dibalik itu terdapat segudang manfaat bagi kesehatan. Bahkan, saat ini banyak pasien non muslim yang melakukan tindakan sirkumsisi/sunat demi menjaga kesehatan.
Sirkumsisi atau lebih dikenal dengan sunat merupakan suatu tindakan memotong preputium atau kulup yang menutupi bagian kepala penis dengan tata cara yang ‘lege artis”, yaitu sesuai dengan prosedur yang berlaku. Tujuan utama sunat adalah menjaga kebersihan sekitar penis sehingga dapat terhindar dari berbagai penyakit, antara lain fimosis, parafimosis, kandidiasis, serta tumor ganas.
Manfaat Sunat :
- Untuk menjaga kebersihan.
Dengan sunat, akan membuat pria lebih mudah membersihkan penisnya. Sunat dapat menghindari penumpukan kotoran. Sebab setelah kencing, biasanya masih ada tersisa di kulit (kulup penis) yang akhirnya dapat menyebabkan iritasi kronis.
Kebersihan penis tentu bisa melindungi pria dari berbagai penyakit menular. Selain itu bagian ujung penis pria merupakan tempat tumbuhnya banyak bakteri. Jika tidak dikhitan, pria berisiko menderita inflamasi yang berujung pada berbagai masalah kesehatan.
- Menurunkan risiko infeksi saluran kemih (ISK).
- Laki-laki yang disunat mengurangi kemungkinan terkena kanker penis.
- Untuk menghindari kanker prostat. Penelitian di Universiy of Quebec’s INRS-Institut Armand-Frappier di Montreal, Kanada menyebutkan bahwa sunat akan mengurangi risiko terinfeksi penyakit kelamin menular yang menjadi salah satu penyebab kanker prostat
- Sunat menurunkan resiko radang penis dan kulup.
- Untuk menghindari infeksi ginjal & kandung kemih. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Brian Morris, profesor ilmu kedokteran molekular dari Sydney Medical School, University of Sydney, disebutkan bahwa anak laki-laki yang tidak dikhitan sepuluh kali lebih rentan terserang infeksi ginjal, kandung kemih, dan uretra daripada anak yang dikhitan.
Seiring perkembangan zaman, sunat akhir-akhir ini bukan sesuatu yang perlu ditakuti lagi. Metodenya sudah semakin modern, dari yang dulu konvensional, kemudian menggunakan cauter dan yang paling terbaru yaitu menggunakan clamp. Metode clamp adalah metode sirkumsisi/sunat yang menggunakan tabung plastik anti bakteri dan ring/cincin sebagai pengganti perban dan jahitan, sehingga tindakan sunat tidak lagi berisiko pendarahan atau infeksi, metode ini juga meminimalisir rasa sakit yang dirasakan pasien.
Kepala penis memang merupakan bagian yang paling sensitif dari alat reproduksi pria, dengan metode clamp ini bagian ini akan terlindungi secara sempurna. Sehingga nantinya terhindar dari gesekan celana atau benturan dari luar, sampai nanti benar-benar pulih. Tidak ada lagi ketakutan bahwa nantinya akan terjadi pendarahan pasca sunat karena gesekan atau benturan yang tidak diduga-duga.
Metode klamp merupakan metode terbaik saat ini yang diperkenalkan sejak tahun 2001 di Jerman dan mulai berkembang diindonesia sejak tahun 2010. Ada berbagai metode klamp yang saat ini terkenal di dunia seperti Smart clamp dan Alis clamp. Clamp ini terbuat dari bahan plastik dengan cara kerja seperti Clamp tali pusar pada bayi yang baru lahir.
Metode ini paling diminati untuk sekarang karena tidak perlu dijahit, anak bisa langsung mandi bahkan berenang. Bisa melakukan aktifitas, bisa sekolah, sehingga tidak perlu menunggu waktu libur sekolah atau ijin sekolah untuk melakukan sunat.
Sebelum melakukan sunat konsultasikan dulu ke dokter. Pemilihan metode juga disesuaikan dengan kondisi hasil pemeriksaan dokter. Semoga bermanfaat!
Artikel ini bisa diakses di Koran Harian Republika, Rabu (21/12/16) halaman 27.