
Siapapun yang mendapat paparan informasi edukasi di RS Islam Yogyakarta PDHI boleh tenang. Sebab, informasi kesehatan yang diberikan oleh Tim Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) tidak sembarangan. Informasi edukasi kesehatan tersebut sudah diproses dengan baik sehingga menghasilkan informasi kesehatan yang selektif, terpercaya, tepat dan menyeluruh kepada pasien, keluarga maupun seluruh pengunjung di RS Islam Yogyakarta PDHI.
Informasi kesehatan memang harus selektif dan tepat. Apalagi, saat ini banyak sekali beredar informasi kesehatan baik dari mulut ke mulut/obrolan maupun secara online. Untuk itu, pengunjung, khususnya yang mendapat paparan mengenai informasi edukasi di RS Islam Yogyakarta PDHI tak perlu khawatir.
Hal itu disampaikan oleh Koordinator Unit Maternitas dan Perinatologi Bangsal Halimah RS Islam Yogyakarta PDHI, Ibu Ika Mustikawati, A.Md, Kep. “ Insya Allah, informasi kesehatan dari kami sudah selektif, tepat dan terpercaya. Informasi kesehatan yang diberikan pun tidak simpang siur/tidak jelas,” ujar Ibu Ika yang juga Ketua Tim PKRS Islam Yogyakarta PDHI.
Selain melalui proses seleksi, informasi edukasi juga harus terdokumentasi dengan baik di dalam Catatan Informasi Edukasi Terintegrasi (CIE). Bukan hanya itu, edukator dalam kegiatan penyuluhan pun tidak sembarangan. Ibu Ika mengatakan, hanya Profesional Pemberi Asuhan (PPA) saja yang berhak menjadi edukator dalam menyampaikan edukasi informasi kesehatan.
PPA tersebut antara lain dokter, perawat, nutrisional, laboran, radiografer/radiograft, apoteker, bagian rehabilitasi medik, bagian Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) serta bagian bina rohani agama Islam. “Itupun, semua PPA tersebut ada syarat khusus yang harus dipenuhi untuk menjadi edukator bagi pasien, keluarga, klien ataupun pengunjung RS Islam Yogyakarta PDHI,” jelasnya.
Syarat tersebut, lanjutnya, para PPA harus memiliki sertifikat Komunikasi dan Pelatihan Informasi Edukasi yang Efektif. Jika belum memilikinya, maka PPA tidak diperbolehkan memberikan informasi edukasi kesehatan baik internal maupun eksternal rumah sakit. “Alhamdulillah, semua PPA di RS Islam Yogyakarta PDHI sudah kompeten, ditunjukkan dengan sertifikat ini,” kata Ibu Ika.
Selain harus memiliki sertifikat pelatihan tersebut, PPA juga diharuskan menyediakan waktu yang cukup saat memberikan edukasi. “Tidak dibolehkan nyambi. Jadi, edukasi memang membutuhkan waktu yang cukup dan menyeluruh hingga peserta juga dapat menangkap informasi edukasi kesehatan dengan baik,” terangnya.
Edukasi kelompok rawat inap bangsal Ismail, bertema DBD dengan edukator Sdr. Mila Kurniasih, S. Kep Ns. (20/6/16).
Edukasi bagi kelompok Rawat jalan bertema nutrisi pada pasien Diabetes Melitus, edukator Sdr. Sriwahyuningsih .S, Amd.Gz (8/6/16).
Edukasi kelompok rawat inap bangsal Ismail bertema diare pada anak, edukator Sdr. Mila Kurniasih, S. Kep Ns (15/6/16).