
Oleh: Dini Handayani, Amd, Gizi (Kepala Unit Gizi RSIY PDHI)
Makanan adalah salah satu kebutuhan pokok manusia yang menjadi komoditas bisnis tiada habisnya. Banyak pengusaha kecil maupun pengusaha besar yang menjadikan makanan sebagai produk yang menjanjikan untuk meraup banyak keuntungan. Namun tidak sedikit pengusaha nakal yang hanya mementingkan laba namun mengabaikan kualitas gizi dan keamanan dari produk makanan olahannya. Tidak sedikit produk makanan olahan yang banyak menggunakan Bahan Tambahan Pangan (BTP) berbahaya.
Tujuan dari penambahan BTP ini adalah agar produk makanannya memiliki tekstur lebih bagus, menarik, cita rasa lebih baik, dan tahan lama dalam penyimpanannya. Selain itu, tujuan penambahan BTP ini adalah untuk menutupi kualitas bahan baku yang jelek atau proses pengolahan yang tidak higienis dan sanitasi yang buruk. Semuanya mengalir pada satu muara tujuan utama yaitu untuk menekan biaya produksi, mengurangi risiko kerugian dan meraup keuntungan yang sebanyak-banyaknya.
Bahan Tambahan Pangan yang sering digunakan adalah pewarna, pemanis, pengawet, penguat rasa, antioksidan, pengembang, dan lain sebagainya. Oleh karena itu, kita harus berhati-hati bila membeli produk makanan olahan, apakah produk makanan tersebut ditambahkan zat-zat berbahaya atau tidak. Berikut ini beberapa bahan berbahaya pada makanan yang sering digunakan oleh para pedagang yang patut kita ketahui ciri-cirinya.
Pertama, Formalin, adalah cairan tidak berwarna dan berbau sangat menusuk yang dibiasa digunakan untuk bahan perekat, desinfektan dan pengawet mayat. Pedagang nakal sering memasukkan formalin untuk mengawetkan makanan seperti pada mie basah, ikan segar, bakso, ayam, tahu dan lainnya. Padahal bila masuk ke dalam tubuh, formalin dapat merusak hati, jantung, otak, ginjal, syaraf, dan menimbulkan kanker.
Mie basah yang menggunakan formalin memiliki ciri-ciri tidak lengket, lebih mengkilat, bau menyengat khas formalin, tahan lebih dari satu hari pada suhu kamar. Formalin pada tahu ciri-cirinya adalah bau menyengat khas formalin, tidak mudah hancur, tahan lebih dari satu hari pada suhu kamar. Ciri –ciri ikan yang mengandung formalin adalah tidak dihinggapi lalat dan bau menyengat khas formalin. Pada bakso dan ayam ciri-cirinya kenyal, berbau obat dan tahan lama di suhu ruang. Kulit ayam berwarna lebih pucat dibanding ayam segar dan tidak dikerumuni lalat.
Kedua, Boraks, yaitu bahan kimia berbentuk kristal putih, tidak berbau dan stabil pada suhu kamar. Boraks sangat berbahaya bila terhirup, mengenai kulit dan mata, serta tertelan. Akibat yang ditimbulkan dari boraks dapat berupa iritasi saluran pernafasan, iritasi kulit dan mata, mual, sakit kepala, nyeri perut, kerusakan ginjal, kegagalan sistem sirkulasi akut, bahkan kematian. Boraks seringkali disalahgunakan untuk BTP seperti bakso, cilok, lontong, dan krupuk gendar.
Ciri-ciri utama makanan yang mengandung boraks adalah tekstur makan sangat kenyal, tidak lengket, dan tidak mudah putus. Bakso yang mengandung boraks ciri-cirinya kenyal dan berwarna cenderung keputihan. Mie basah yang mengandung boraks ciri-cirinya kenyal, berkilap, tidak lengket, dan tidak cepat putus, sedangkan pada lontong ciri-cirinya kenyal, awalnya gurih, selanjutnya getir. Bila boraks ditambahkan ke kerupuk, menjadi sangat renyah namun terasa getir.
Ketiga, Rhodamin B, yaitu pewarna sintetis yang digunakan pada industri tekstil dan kertas. Bentuknya serbuk kristal merah keunguan yang bila dicampur dalam larutan, akan berwarna merah terang berpendar. Bila zat ini masuk ke dalam tubuh, maka dapat menyebabkan iritasi pada saluran pernapasan, iritasi pada kulit, iritasi pada mata, iritasi saluran pencernaan, serta kanker hati. Rodhamin B ini banyak ditemukan dalam makanan seperti kue yang berwarna merah, kerupuk berwarna merah, dan terasi. Ciri-ciri makanan yang mengandung zat ini adalah berwarna merah mencolok dan cenderung berpendar. Selain itu, banyak memberikan titik warna karena tidak menyatu.
Keempat, Kuning Metanil, yaitu zat warna sintetis berwarna kuning kecokelatan dan berbentuk padat atau serbuk. Zat ini sering digunakan untuk mewarnai tekstil atau cat. Bila zat ini masuk ke dalam tubuh, dapat menyebabkan iritasi pada saluran pernafasan, gangguan pada mata, kanker saluran kemih, mual, muntah, sakit perut, diare, panas, rasa tidak enak, dan tekanan darah rendah. Pengusaha nakal sering menggunakan zat ini pada olahan makanan seperti mie, kerupuk, gorengan, serta makanan yang mempunyai warna kuning mencolok. Makanan yang di dalamnya mengandung zat ini memiliki ciri-ciri utama berwarna kuning mencolok, cenderung berpendar, banyak memberikan titik warna, seperti yang biasa terdapat pada kerupuk.
Oleh karena itu, berhati-hatilah dalam memilih aneka olahan produk makanan yang ada di pasaran. Sebab bila bahan tambahan makanan yang berbahaya itu masuk ke dalam tubuh kita, maka secara perlahan akan mengendap menjadi penyakit yang pada akhirnya mengganggu kesehatan tubuh kita. Ketahuilah ciri-ciri makanan yang mengandung beberapa bahan pengawet berbahaya di atas. (DImuat di Harian Republika, Rabu, 7 Februari 2018)